PAHALA KUMPUL SUAMI-ISTRI SETARA MEMBUNUH ORANG KAFIR?
Ibadah dibagi tiga: ibadah menyenangkan, ibadah ringan dan ibadah berat.
1. Ibadah menyenangkan adalah
menikah dan follow up darinya. Bagaimana tidak menyenangkan setiap
kontak fisik bernilai sedekah padahal lazimnya sedekah mengeluarkan harta yang
bernilai guna yang dirasa berat oleh sebagian manusia. Rasulullah Saw
bersabda:
وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى
أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ رَأَيْتُمْ لَوْ
وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا
فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
“Dan dalam hubungan suami
isteri salah seorang diantara kalian adalah sedekah, para sahabat keheranan dan
bertanya: ‘Wahai Rasulullah. Apakah salah seorang dari kita memuaskan
syahwatnya (kebutuhan biologisnya terhadap isterinya) akan mendapat pahala?’
Nabi Saw: ‘Bagaimana menurut kalian, jika mereka (para suami) bersetubuh
dengan selian isterinya, bukankah mereka berdosa’? Jawab para
sahabat:’Ya, benar’. Beliau bersabda lagi:’Begitu pula kalau mereka bersetubuh
dengan isterinya (ditempat yg halal), mereka akan memperoleh pahala.’” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Hibban, dari sahabat Abu
Dzar)
Imam Nawawi rahimahullah
menjelaskan bahwa berhubungan badan/jima’ suami-istri memberikan keuntungan
yang sangat banyak baik dunia maupun akhirat. Di akhirat mendapatkan pahala,
sedangkan di dunia mendapatkan berbagai kebaikan-kebaikan termasuk kebaikan
kesehatan fisik dan psikologis.
Di daerah Pantura Jawa Timur sering
kita dengar ceramah ustaz atau kiai bahwa kumpul suami – istri pahalanya sama dengan membunuh orang kafir di
medan pertempuran. Hal tersebut dikemas dalam cerita humor, dialog antara suami
yang sudah berumur dengan istri ABG.
Suami: “ Bagaiman jika malam yang indah ini kita mulai pertempuran?”
Istri: (diam tidak memberi respon) dalam hati istri
bergumam, bagaimana bisa ku lakukan sementara perkawinan ini menuruti kehendak
orang tua.
Suami: (melihat istri tidak merespon) suami mencoba
mendekati dan menatap wajahnya sembari berkata, “ Kamukan santri, apa gak suka
pahala yang gedhe?”
Istri: “Pahala apa Bah?”. Istri memanggil suaminya dengan
Bah, singkatan dari Abah, karena jarak umur yang jauh.
Suami: “Pahala setara berjihad di jalan Allah”, timpal
suaminya.
Istri: “ Apa yang harus kita lakukan sehingga dapat
pahala yang besar itu?’
Suami: “ Kita naik puncak sama-sama dan turun
bersama-sama”.
Istri: : “Puncak apa Bah?”, tanya istri penasaran.
Suami: “Puncak kasih sayang”, sahut suami sambil
tersenyum.
Dengan bujuk rayu yang tak kenal
menyerah, akhirnya terjadilah pertempuran yang rahasia. Setelah beberapa hari
dan beberapa kali bertempur, suatu ketika istri bersemangat berjihad, namun
suami karena sudah umur kelihatan tidak mampu lagi saat itu terjun ke medan
laga.
Istri: “Bah, suasana seperti ini alangkah baiknya kita
berjihad membunuh orang kafir, agar pahala kita terus bertambah”.
Suami: Merasa tak sanggup tempur, ia berdalih, “
Sepertinya malam ini orang kafir sudah habis, gak ada pertempuran lagi”
Karena sering mendengar kisah di
atas, penulis berusaha mencari sumber nilai dari cerita tersebut. Dengan
bantuan kawan seorang ustaz akhirnya
penulis menemukan dalam kitab kecil yang berjudul “Uquudu Lujain Fii Bayaani
Huquuquzzaujaini” karangan Syekh Nawawi Al Bantani. Beliau
mengutip sebuah Hadits Nabi:
منَّ
الرجل ليُجا مع اهله فيُكتب له بجِما عه اجرَ ولدِ ذكَرٍ قاتل قى سبيل الله فقُتل
“Seoarang
suami yang yang menggauli istrinya ditulis baginya pahala sama dengan pahala
seorang pemuda yang berjuang di jalan Allah Swt dan terbunuh” (Hadis tanpa
riwayat/Sanad)
2. Ibadah ringan yaitu ibadah yang mudah kita
laksanakan dengan energi sedikit dan
tanpa biaya. Banyak jenis ibadah ini, antara lain: senyum, mengucapkan salam,
berdzikir dsb. Rasul bersabda:
عَنْ أَبِى
هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى
اللِّسَان، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ.
“ Dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah swa.
Bersabda: Dua kalimat yang ringin diucapkan dan berat dalam timbangan serta
disukai Allah swt adalah “ Maha Suci Allah dan memujiNya, Maha Suci Allah Yang
Agung”.(HR Bukhari 22/127)
3. Ibadah berat adalah ibadah yang memerlukan energi yang besar, terutama
energi rohani dan juga harta, antara lain: shalat, puasa,
haji, apalagi perang di jalan Allah swt. Firman Allah swt:
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
“Dan
mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.(QS Al Baqarah [2]: 45)
Sesungguhnya berat ringannya ibadah tergantung motivasi dan semangat
pelakunya, hanya saja pengelompokan tersebut di atas dilihat dari sisi tenaga
dan modal finasial yang dibutuhkan pada
umumnya.
Berbahagialah bagi orang orang yang beriman yg dah berumah tangga dan bisa menerapkan nilai keislamanya dalam berumah tangga tentu penuh nkmt dan berpahal juga insyaa Allah Aamiin....
BalasHapusNama Anda siapa, apa sdh berkeluarga?
HapusMasyaa Allah
BalasHapusAlhamdulillah, Terima kasih Ilmunya semoga Rumah tangga yg kami jalani selalu di Ridhoi & di berkahi Allah, Aamin
BalasHapusSeru Ustadz
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusYa, begitulah.
Hapus