Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keutamaan Bulan Ramadan (Setan Dibelenggu)

 


 

            azahri.com ~ Keutamaan Ramadan yang lain adalah setan – setan dibelenggu, dirantai dan dipersempit rung geraknya untuk melakukan operasi jahat menjerumuskan anak Adam. Sesuai hadis:

 عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال { إذا كان أول ليلة من رمضان ، صُفِّدت الشياطين ومَرَدةُ الجن ، وغُلِّقت أبوابُ النار ، فلم يُفتح منها باب ، وفُتحت أبوابُ الجنة ، فلم يُغلق منها باب ، ونادى منادٍ : يا باغيَ الخير أَقْبِل ويا باغي الشَّرِّ أَقْصِر ، والله عُتَقاءُ من النار ، وذلك في كل ليلة } رواه ابن ماجة ( 1642 ) ورواه ابن خُزيمة ( 1883 ) وروى الطبراني في كتاب المعجم الأوسط ( 1586 )

Dari Abi Hurairah Ra.  bahwa Nabi Saw. bersabda, pada malam permulaan Ramadan setan-setan dan jin-jin  nakal dibelenggu, pintu-pintu neraka di tutup, tidak ada pintu neraka yang dibuka.  Pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satu pintu surga  yang ditutup.  Seseorang menyeru, ”Wahai orang yang menghendaki kebaikan kemarilah,  wahai orang yang menghendaki keburukan berhentilah!” Dan Allah membebaskan orang dari api neraka. Demikian itu  dilakukan setiap malam. [HR.  Ibnu Majah :1642, Ibnu Khuzaimah: 1883, Thabrani 1586 dll]

Bila kita baca penjelasan para ulama mengenai makna setan dibelenggu ada dua versi, yakni dimaknai secara hakiki dan majazi. Makna hakiki adalah makna yang sebenarnya sesui dengan bunyi teks.  Bahwa setan dan jin nakal benar-benar dibelenggu dengan cara diikat dengan rantai sehingga tidak bisa bergerak melakukan aksi.

 Hal demikian sesuai pendapat  Ibnu Baththal dalam  Syarhu Shahih al-Bukhari:

وَتَأَوَّلَ الْعُلَمَاءُ فِى قَوْلِهِ ( فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ ) ، مَعْنَيَيْنِ . أَحَدُهُمَا : أَنَّهُمْ يُسَلْسِلُونَ عَلَى الْحَقِيقَةِ ، فَيَقِلُّ أَذَاهُمْ وَوَسْوَسَتُهُمْ وَلَا يَكُونُ ذَلِكَ مِنْهُمْ كَمَا هُوَ فِى غَيْرِ رَمَضَانَ .

Para ulama mentakwil atau menafsirkan sabda Rasulullah saw, Pintu-pintu surga dibuka dan setan-setan dibelenggu dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan dengan makna hakiki, yaitu mereka (setan-setan) dibelenggu dalam pengertian secara senyatanya,  sehingga aksi mereka menggoda manusia menjadi berkurang, berbeda dengan yang dilakukan pada bulan selain Ramadan.

            Versi kedua makna majazi , yakni makna yang memalingkan dari bunyi teks kepada konteks. Konteks berarti situasi dan kondisi yang melingkupi dan terkait erat dengan peristiwa yang terjadi. Masih menurut Ibnu Baththal: 

وَكَذَلِكَ قَوْلُهُ : ( سُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ ) ، يَعْنِى : أَنَّ اللهَ يَعْصِمُ فِيهِ الْمُسْلِمِينَ أَوْ أَكْثَرَهُمْ فِى الْأَغْلَبِ عَنِ الْمَعَاصِى وَالْمَيْلِ إِلَى وَسْوَسَةِ الشَّيَاطِينِ وَغُرُورِهِمْ . 

Begitu juga sabda Rasulullah SAW ‘setan-setan dibelenggu’ maksudnya adalah sesungguhnya dalam bulan Ramadan Allah menjaga orang-orang muslim atau atau mayoritas mereka secara umum dari kemaksiatan, kecenderungan untuk mengikuti bisikan dan godaan setan. 

Peluang setan untuk menggoda orang Islam  sangat kecil karena orang Islam sedang disibukkan beribadah kepada Allah Swt siang dan malam. Siang menjalani puasa, menahan semua perbuatan yang membatalkan puasa dan yang mengurangi pahala puasa dengan semangat iman dan penuh kehati-hatian, maka setan kehilangan momentum menjalankan aksi busuknya.

Malam hari, orang Islam melakukan qiyam Ramadhan, bermunajat kepada Allah Swt dengan khusyu’. Dipadu dengan tadarus (membaca Al Qur’an bersama), zikir, iktikaf dll, maka setan benar-benar terbelunggu dengan situasi dan kondisi yang melingkupi orang beriman.

Pagar dan dinding tebal terbentuk dengan kesibukan ibadah dan kesungguhan orang Islam untuk mendapat ampunan Allah Swt, dengan demikian taktik dan strategi setan lumpuh menghadapi hamba-hamba Allah Swt yang ikhlas beribadah semata-mata mengharapkan rido_Nya.

Otomatis dengan ibadah yang intens secara  berjamaah penjagaan Allah Swt akan datang. Allah Swt menjaga manusia dari godaan setan melalui aktivitas manusia yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling mengingatkan dalam kesabaran.

Terbentuk komonitas/umat unggulan yang bersinergi dalam kebaikan dan takwa  sehingga imun terhadap bujuk rayu setan, baik setan dari bangsa jin maupun setan dari bangsa manusia.

Pintu-pintu neraka ditutup dan pintu-pintu surga dibuka juga dapat dipahami secara hakiki maupun majazi. Secara hakiki memang  benar-benar pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka lebar. Makna majazinya pahala amal dilipatgandakan sehingga mendorong manusia mukmin untuk berlomba lomba melakukan amal shaleh dan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari amal salah (fakhsya’ dan mungkar).

Faktanya di bulan Ramadan masih banyak orang yang melakukan pelanggaran bahkan kejahatan. Bulan Ramadan hanya diperuntukkan orang beriman karena yang diperintah puasa hanya orang yang beriman, maka orang yang tidak beriman tentu tidak ada efeknya dengan kehadiran Ramadan.

Bagaimana dengan orang Islam yang tetap mengerjakan maksiat di bulan Ramadan? Makna Islam kalau disandingkan dengan iman itu baru pada tataran formal atau lahiriyah. Perintah puasa dan ibadah lain di bulan Ramadan belum masuk ke dalam hati dan terikat kuat di dalamnya, sehingga ia tidak fokus dengan Ramadan, Ramadan tidak hadir dihatinya hanya sampai dibibirnya.

Kita berlindung kepada Allah Swt dari golongan orang yang tidak mendapat kebaikan ukhrawi sedikitpun dengan kehadiran Ramadan. Mungkin ia masih mendapat kebaikan duniawi dengan dapat untung besar dari bisnisnya, mendapat THR dari tempat ia bekerja dsb. Wallahu a’lam bi shawab.

 

Posting Komentar untuk "Keutamaan Bulan Ramadan (Setan Dibelenggu)"