Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AMALAN SUNAH RAMADAN

 


azahri.comIbadah di bulan Ramadan selain yang wajib, seperti shalat lima waktu,  puasa selama satu bulan, zakat mal, zakat fitrah dan lainnya, banyak amalan sunah yang harus kita kerjakan, baik amalan sunah pada umumnya atau yang terkait dengan Ramadan.

1. Amalan sunah yang berhubungan langsung dengan Ramadan adalah:

a.     Makan Sahur di Akhir Waktu.

Makan sahur ini sangat penting, baik untuk Kesehatan jasmani maupun rohani. Dari aspek jasmani, dengan makan sahur tubuh akan memiliki cadangan nutrisi yang cukup untuk persedian sehari. Tubuh tidak akan kekurangan nutrisi/gizi yang dibutuhkan dalam menjalani aktivitas, terutama bagi pekerja berat: petani, kuli angkut, kuli bangunan dan pekerja kasar lainnya.

Dari aspek rohani makan sahur dapat memberikan motivasi, ketenangan dan kemantapan dalam berpuasa karena seseorang marasa mampu berpuasa dengan cadangan makanan dalam tubuhnya yang cukup, tak ada kekhawatiran  kelaparan atau  kehausan, terutama bagi penderita penyakit tertentu, seperti penderita diabetes militus, mag dll.

Hal demikian sesuai sabda Rasulullah Saw:

لِحَدِيثِ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تَسَحَّرُوا فَاِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً. (رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ).

“Berdasarkan hadis Anas, sesungguhnya Nabi Saw. bersbada: makan sahurlah kalian sesungguhnya pada makan sahur itu ada berkah” . (HR. Jamaah)

Dengan mengakhirkan waktu sahur menjelang subuh, maka waktu puasa akan lebih pendek daripada sahur tengah malam lalu tidur, maka ketika bangun akan mengalami lapar dua kali dan ada kemungkinan shalat Subuh terlambat atau bahkan kesiangan. Dengan sahur akhir waktu bisa dilanjut dengan shalat Subuh dan aktivitas keseharian lainnya.

Adapun mengenai akhir waktu sahur merujuk  hadis Nabi Saw:

لِحَدِيثِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عِنْدَ الشَّيْخَيْنِ اَنَّهُ كَانَ بَيْنَ تَسَحُّرِهِ صلعم وَدُخُولِهِ فِى الصَّلاَةِ قَدْرُمَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ اَيَةً. وَلِحَدِيثِ اَنَسٍ عِنْدَ الْبُخَارِىِّ بِنَحْوِهِ.

“ Hadis Zaid bin Tsabit – menurut riwayat Al Bukhori dan Muslim bahwa antara  sahur Nabi Saw. dan shalat Subuh seukuran seseorang membaca lima puluh ayat (Al Qur’an). Hadis serupa dari Anas Riwayat Al Bukhori”.

b.   Berbuka di Awal Waktu

Menyegerakan berbuka berarti mempercepat  fisik segar kembali  dan pulih seperti sediakala. Meskipun seseorang ketika itu mersa masih mampu melanjutkan puasa, namun harus bersegera memberikna hak pada tubuhnya dengan adil. Dianjurkan Ketika berbuka mengkonsumsi air dan makanan manis, terutama kurma, karena makanan manis lebih cepat dicerna oleh tubuh manusia.

لِحَدِيثِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَبْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ.(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ).

“Bersandar pada hadis Sahal bin Saad bahwa Nabi Saw. bersbda: Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka segera berbuka.” (HR Mutafaq alaihi)

Berbuka dengan makanan manis (kurma) dan air merujuk pada hadis Nabi Saw:

لِحَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّىِّ اَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِذَا اَفْطَرَ اَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَاِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَاِنَّهُ طُهُورٌ. (رَوَاهُ الْخَمْسَةُ وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمَ)

 “Karena  hadis Sulaiman bin Amir Adhobiyi, bahwa Rasulullah Saw bersabda: apabila salah seorang diantara kamu berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma dan jika tidak mendapati kurma, maka berbukalh dengan air karena sesungguhnya air itu suci”. (HR  Imam Lima, Ibnu Huzaimah, Ibnu Hiban dan Hakim menyatakan hadis ini shahih).

c. Berdoa Ketika Buka

Disunatkan membaca doa ketika buka puasa, salah satu hadis shahih yang dapat diamalkan adalah:

لِحَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا اَفطَرَ قَالَ: ذَهَبَ الظَّمَأُوَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلاَجْرُ اِنْ شَاءَ اللهُ. (رَوَاهُ اَبُو دَاوُدَ).

Berdasar hadis Ibnu Umar, ia berkata, bahwa Rasulullah Saw. ketika berbuka membaca doa: telah hilang dahaga, telah basah tenggorokan dan telah tetap pahala atas kehendak Allah Swt. (HR Abu Daud):

Doa lain yang banyak diamalkan di masyarakat antara lain:

عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ” إِذَا أَفْطَرَ , يَقُولُ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ، فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيم

“Dari Anas, ia berkata, bahwa Rasulullah Saw. ketika buka puasa membaca: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dengan rezeki-Mu aku berbuka, maka terimalah puasaku ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).”

Banyak versi doa dengan redaksi mirip hadis kedua, namun menurut beberapa pakar hadis (Al Bukhari, Al Baihaqi, Adz Dzahabi dll) semuanya lemah.

d.   Melaksanakan iktikaf

Melaksanakan iktikaf sangat dianjurkan terutama pada malam sepuluh yang terakhir. Berdiam di masjid dengan niat iktikaf dalam kedaan suci dari najis maupun hadas seraya memperbanyak dzikir, doa, membaca Al Qur’an dll.

لِحَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِى الْعَشْرِ اْلاَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.

Berdasar hadis Ibnu Umar, ia berkata: adalah Rasulullah Saw melaksanakan iktikaf pada malam sepuluh terakhir di bulan Ramadan (HR. Mutafaq alaihi).

e. Melakukan shalat malam (qiyamul lail) berjmaah.

Shalat malam di bulan Ramadan sangat dianjur dan telah menjadi amalan kebanyakan kaum muslim di dunia dengan berjamaah. Jumlah rakaat bervariasi: 11 rakaat, 23 rakaat, 43 rakaat, bahkan tidak terbatas. Shalat malam di bulan Ramadan oleh ulama dinamai shalat tarweh (kata sifat), maksudnya shalat yang dilakukan dengan hati yang sejuk dan suasana menyenangkan serta tidak terburu-buru. Sesuai hadis Nabi Saw:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيمَانًا وَاِحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

’’Barang siapa mengerjakan shalat malam Ramadan karena iman dan penuh harap (kepada Allah Swt.), maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

2.   Amalan sunah yang tidak terkait langsung dengan  Ramadan, antara lain:

a.   Memperbanyak Sedekah

Bersedekah kepada yang membutuhkan (fakir-miskin, anak terlantar dan lembaga sosial dll), baik berupa uang atau barang. Berdasar hadis Anas dan Ibnu Abbas:

لِحَدِيثِ اَنَسٍ قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَىُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةُ رَمَضَانَ. (رَوَاهُ التِّرْمِذِىُّ). وَلِحَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ اَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ اَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Rasulullah Saw ditanya tentang sedekah yang paling afdol. Beliau menjawab sedekah Ramadan (HR. Turmudzi). Sementara berdasar hadis Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw. adalah orang yang paling dermawan dan kedermawanannya akan lebih lagi di Ramadan. Ketika  beliau bertemu Jibril setiap malam Ramadan bertadarus Al Qur’an. Maka saat Jibril bertemu Rasulullah Saw. kedermawanannya seperti angin berjalan (HR Mutafaq alaihi).

b.   Memperbanyak Membaca Al Qur’an.

Membaca Al Qur’an itu dapat dilakukan kapan saja, namun saat Ramadan ada tradisi membaca Al Qur’an di masjid atau surau dan tempat lain secara berjamaah yang dikenal tadarusan. Dengan kebersamaan semangat meningkat dengan hasil yang maksimal. Adapun dalil syar’inya seperti pada hadis bersedekah di atas.

Demikian beberapa amalan sunah yang layak kita perbanyak di bulan Ramadan agar kita memperoleh berkah dari Allah Swt dan ampunan-Nya. Pemisahan amal terkait Ramadan dan yang tidak hanya sekedar mempermudah untuk mengingat sajam ~ Ibadah di bulan Ramadan selain yang wajib, seperti shalat lima waktu,  puasa selama satu bulan, zakat mal, zakat fitrah dan lainnya, banyak amalan sunah yang harus kita kerjakan, baik amalan sunah pada umumnya atau yang terkait dengan Ramadan. 


Posting Komentar untuk "AMALAN SUNAH RAMADAN"