Kesan dan Pesan dalam Acara Perpisahan
Manusia hidup terikat ruang dan waktu. Maknanya manusia hidup di
muka bumi ini mempunyai tempat tertentu
dan masa tertentu. Kadang tempatnya
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainya untuk mempertahankan
eksistensinya atau meningkatkan kualitas hidup dan kehidupanya (karier,
jabatan, usaha, dakwah dll) dalam melalui masa-masanya: balita, kanak-kanak,
remaja, pemuda, dewasa dan manula, sampai akhir hayatnya. Maka wajar jika hari
ini ada teman, sahabat, sejawat kita yang berpisah meninggalkan kita, mengikuti
alur kehidupanya, menjalani takdirnya sampai masa yang ditentukan. Firman
Allah:
….وَلَكُمْ
فِي الارْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ [البقرة : 36]
…dan
bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan".
Kebersamaan mereka dengan kita, suka
dan duka mereka, tentu menorehkan kesan dan kenangan yang tidak mudah kita
lupakan. Tiap-tiap individu dari mereka tentu mempunyai kelebihan dan
kekuranganya masing-masing. Bapak A lebih menonjol keilmuanya, Bapak B lebih
terasa semangat kerja kerasnya, sementara Ibu D lebih nampak kesantunanya dsb.
Allah telah menitahkan kiprah seseorang sesuai dengan sakilahnya. Firman-Nya:
قُلْ
كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى
سَبِيلا [الإسراء : 84]
Katakanlah:
"Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing".
Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
عَلَى
شَاكِلَتِهِ:قال ابن عباس: على
ناحيته. وقال مجاهد: على حدته وطبيعته. وقال قتادة: على نِيَّته. وقال ابن زيد:
دينه.وكل هذه الأقوال متقاربة في المعنى. وهذه الآية
-والله أعلم تفسير ابن كثير - (5
/ 113)
شَاكِلَة menurut Ibnu Abas berarti arah atau sudut pandang, Mujahid mengartikan karakter, Qotadah
mengartikan niat, sementara Ibnu Zaid mengartikan agama. Ibnu Katsir memberi
komentar bahwa semua arti yang dikemukakan para ahli tersebut saling berdekatan
atau memenuhi makna ayat dimaksud. Di luar kajian tafsir di atas ada yang
mengartikan sakilah itu skill atau keahlian.
‘Ala kulli hal, setiap aparat/pegawai akan bekerja sesuai dengan job
discription yang diamanatkan kepadanya beriringan dengan keahlian dan karakter
yang dimilikinya. Keahliannya memadai dan integritasnya tinggi, maka ia akan
sukses, sebaliknya keahlian/skill rendah integritasnya rendah akan gagal.
Kebaikan,
keteladanan mereka marilah kita hidupkan, sementara kekurangan dan kehilafanya
marilah kita maafkan dan kita lupakan. Karena memang tidak ada manusia yang
sempurna. Sabda Nabi saw:
الإنسان
موضع الخطاءِ والنسيان والكمَال لله وحده. آل الجرباء في
التاريخ والأدب - (1 / 60)
“Manusia
tempatnya salah dan lupa dan kesempurnaan hanya milik Allah Swt yang Maha Esa”.
Segala kesalahan dan keterlanjuran kami juga, mohon
dimaafkan. “Tiada gading yang tak retak”.
Pesan kami:
- Jangan berhenti belajar karena ilmu itu
lentera kehidupan dan jangan patah semangat, karena semangat kunci
kesuksesan.
- Jadi orang penting itu
baik, tapi lebih penting jadi orang baik
Posting Komentar untuk "Kesan dan Pesan dalam Acara Perpisahan "