Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HUBUNGAN FIKIH DAN USHUL FIKIH

 


 

azahri.com ~ Ushul fikih berasal dari dua kata, yaitu kata ushul dan kata fikih.
Adapun ushul (
أصول), merupakan jama’ dari ashl (أصل), yaitu apa-apa yang menjadi pondasi bagi yang lainnya. Oleh karena itu, ashl jidar (أصل الجدار) artinya pondasi dinding, dan ashl syajarah (أصل الشجرة) artinya akar pohon.

Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit” (QS Ibrahim: 24).

أنَّ أُصُولَ الْفِقْهِ عِبَارَةٌ عَنْ أَدِلَّةِ هَذِهِ الأَحْكَامِ وَعَنْ مَعْرِفَةِ وُجُوهِ دَلالَتِهَا عَلَى الأَحْكَامِ مِنْ حَيْثُ الْجُمْلَةُ لا مِنْ حَيْثُ التَّفْصِيلُ ، - المستصفى - (1 / 6)

Bahwa ushul fikih adalah ilmu tentang dalil-dalil hukum dan mengkaji dalil-dalil dimaksud secara global, bukan secara detail.

Atau dengan perkataan lain:“ilmu yang membahas dalil-dalil fikih yang global dan cara menggunakannya serta menentukan keadaan dari penentu hukum (mujtahid), atau kaidah dan asas untuk memahami nash Al Qur'an dan As Sunnah serta cara istinbath (menyimpulkan hukum) dari dalil-dalil yang ada. Kaidah dan asas ini diambil dari Al Qur'an dan As Sunnah serta ilmu bahasa arab.

Maksud perkataan “global adalah kaidah-kaidah umum seperti perkataan “Perintah menuntut kewajiban”,”Larangan menuntut keharaman”, “Benar berkonsekuensi terlaksana”.

 Ushul fikih tidak membahas dalil-dalil yang detail, dan dalil-dalil yang detail tersebut tidak disebutkan di dalamnya melainkan sebagai contoh terhadap suatu kaidah (umum).

Maksud perkataan “dan cara menggunakannya adalah mengenal cara menentukan hukum dari dalil-dalilnya dengan mempelajari hukum-hukum lafadz dan penunjukkannya dari umum dan khusus, mutlak dan muqoyyad, nasikh dan mansukh, dan lain-lain. Dengan mengenal ushul fikih maka dapat ditentukan hukum-hukum dari dalil-dalil fikih.

Maksud perkataan “keadaan penentu hukum yaitu mengenal keadaan mujtahid, dinamakan penentu hukum karena dia dapat menentukan sendiri hukum-hukum dari dalil-dalilnya sehinggga sampai ke tingkatan ijtihad. Mengenal mujtahid dan syarat-syarat ijtihad serta hukumnya dan semisalnya dibahas di dalam ushul fikih.

Dengan demikian, ushul fikih kedudukannya sangat penting dan besar faedahnya. Faedahnya adalah mengokohkan kemampuan bagi mujtahid untuk menyimpulkan hukum-hukum syar’i dari dalil-dalilnya di atas asas yang benar.

Orang yang pertama kali menjadikan ushul fikih sebagai cabang ilmu yang tersendiri adalah Imam Asy Syafi’i, Muhammad bin Idris rahimahullah-. Kemudian diikuti oleh para ulama, mereka menulis tentang ushul fikih dengan tulisan yang beraneka ragam, ada yang acak ada yang teratur, ada yang ringkas ada yang panjang, sampai ushul fikih ini menjadi cabang ilmu yang tersendiri, yang memiliki keistimewaan.

Kesimpulan: hubungan ushul fikih dan fikih sangat erat, karena ushul fikih melahirkan fikih atau ushul fikih merupakan pondasi atau pijakan berdirinya fikih. Fikih tanpa ushul fikih akan rapuh dan tidak memiliki otoritas untuk di laksanakan. Wallahu ‘alam bi shawab.

 

Posting Komentar untuk "HUBUNGAN FIKIH DAN USHUL FIKIH"