Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HARTA DAN IMAN


الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ بِمَنِّهِ وَإِفْضَالِهِ ، وَيُدَافِعُ نِقَمَهُ بِعِزِّهِ وَجَلَالِهِ ، وَيُكَافِئُ مَزِيدَهُ بِحُسْنِ فِعَالِهِ ، اَشْهَدُ اَنْ لا اِلَهَ اِلا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيهِ فِي أَقْوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ ، مَا دَامَ الْمَوْلَى يَتَفَضَّلُ عَلَى عَبِيدِهِ بِنَوَالِهِ .( أَمَّا بَعْدُ ):فَيَا أَيُّهَا النَّاس إِتَقُوا الله حقَّ تُقَاتِهِ وَلاتَمُوْتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ .

           Semua manusia memaklumi bahwa hidup manusia di dunia ini hanya sementara, berakhir setelah seseorang mengalami kematian. Sebagian manusia meyakini bahwa setelah kehidupan di dunia ini masih ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang kekal abadi di alam akhirat, namun sebagian yang lainya beranggapan bahwa kehidupan hanyalah di dunia ini, tidak ada kehidupan yang lain lagi.

            Berbahagialah kita sebagai mukmin, orang yang mengimani ada kehidupan sesudah kehidupan dunia, hidup sesudah mati. Keimanan itu anugrah Allah swt, kepada mahluk-Nya yang paling utama dan berharga. Keimanan dianugrahkan Allah swt hanya kepada manusia yang dicintainya. Sabda Rasulullah saw.:

عن عبد الله ، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : وإِنَّ اللَّهَ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الْإِيمَانَ إلَّا مَنْ يُحِبُّ فإذا أحب عبدا أعطاه الإيمانشعب الإيمان للبيهقي (2/ 170،بترقي مالشاملةآليا) صححه الألباني في السلسلة الصحيحة

Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Rasulullah saw, “Sesungguhnya Allah memberi dunia pada orang yang Ia cintai maupun tidak Ia cintai dan tidak membeir iman kecuali kepada orang yang Ia cintai, jika Allah swt cinta seorang hamba Ia berikan iman”.

           Hadits di atas memberi pencerahan kepada kita bahwa keimanan itu begitu berharga karena iman hanya spesial untuk orang yang dipilih dan dicintaiNya. Maka wajib bagi kita menjaga, memelihara dan meningkatkan iman kita. Sementara dunia (harta dan tahta) diberikan kepada semua manusia, baik yang kafir maupun yang beriman dengan kadar yang berbeda.

Nabi Sulaiman as. diberi harta, Qorun juga diberi harta, tapi keadaan meraka berdua berbeda. Nabi Sulaiman dengan harta dan kekuasaanya mengantarkan ke surga, adapun Qorun dengan hartanya menjerumuskan ke neraka.

         Rasulullah dan para shahabatnya betul-betul menjaga iman dibanding menjaga hartanya. Kita simak kisah Umar bin Khatab sebagaimana yang dituturkan oleh Abdullah bin Umar ra berkata, “Pada suatu hari ayah ku keluar meninjau kebun kurmanya, ketika tiba di dalam kota Madhinah, beliau melihat orang-orang sudah selesai shalat Ashar. Melihat para sahabatnya telah selesai shalat berjamaah Ashar, beliau sangat menyesal dan berkata, “Innaa lillahi wa innaa ilaihi roji’un,…aku terlambat sholat ashar berjamaah lantaran kebun kurma itu, Ya Allah, saksikanlah, kebun kurma itu aku sedekahkan kepada para fakir miskin sebagai kifarat atas kealpaan yang telah kulakukan…”

            Ada persamaan dan perbedaan  antara harta dan iman. Persamaan: harta bisa bertambah dan berkurang pada seorang, demikian pula iman. Perbedaan: harta dibutuhkan, diinginkan dan dicintai semua manusia, sementara iman tidak dibutuhkan dan diinginkan oleh semua manusia. Harta selalu dihitung-hitung dan diharapkan terus bertambah, tidak semua orang yang mengaku berimah menyadari tergerusnya iman yang ada pada dirinya. Harta kadang menyenangkan pemiliknya dan kadang mencelakakannya, iman pasti membawa kebahagian pemiliknya dunia dan akhirat.

        Godaan harta/tahta/wanita di zaman sekarang ini semakin dahsyat karena kesuksesan bahkan kemuliaan seseorang diukur dari seberapa banyak hartanya, apa tipe rumahnya, merk mobilnya, berapa rekeningnya, apa pangkat dan jabatannya dst. Harta dianggap  segala-galanya, sehingga terkadang orang berbuat apa saja yang penting dapat uang, pundi-pundi kekayaannya bertambah, meskipun harus menanggalkan imannya.

Tindak pidana korupsi, pencucian uang, penipuan, investasi bodong marak terjadi dimana-mana. Malas kerja keras ingin penghasilan besar, lalu menempuh jalan pintas\instan. Jabatan juga sering diraih dengan menghalalkan segala cara, sogok/suap, money politics dll.

            Kegilaan orang terhadap harta sama dengan pengagum Qorun zaman Nabi Musa as. Allah swt mengungkapkan dalam firmanNya:  

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَالَيْتَ لَنَامِثْلَ مَاأُوتِيَ قَارُونُ إ ِنَّهُ لَذُوحَظٍّ عَظِيمٍ [القصص: 79] 

Maka keluarlah Qorun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

Menurut Ibnu Katsir pengidola Qorun baru sadar setelah Qorun dan kekayaannya ditenggelamkan oleh Allah swt dalam perut Bumi, lalu mereka berucap:

وَأَصْبَحَ الَّذِين َتَمَنَّوْامَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُلَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَالَخَسَف َبِنَاوَيْكَأَنَّهُ لَايُفْلِحُ الْكَافِرُون [القصص: 82]

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qorun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah)".

            Ternyata harta yang dimiliki manusia sering tidak membawa manfaat bagi pemiliknya, tiada guna lagi dihadapan Allah swt. untuk menebus kesalahan pemiliknya, untuk mengganti kemurkaan-Nya menjadi ridho-Nya, bahkan sering menjerumuskan pemiliknya ke jurang kesesatan dan berakhir dengan penyesalan. Olehnya, Islam mengajar agar berdoa mendapat rezeki yang berkah dan diajauhkan dari harta yang tidak bermanfaat:

اللَّهُمَّ لَامَانِعَ لِمَاأَعْطَيْت وَلَامُعْطِيَ لِمَامَنَعْت وَلَايَنْفَعُ ذَاالْجَدِّمِنْك الْجَدُّ

Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi dan tidak bermanfaat bagi orang yang memiliki kekayaan (dari siksaan-Mu) akan kekayaannya" .

             Pertanyaan tentang harta berbeda dengan jasad, umur dan ilmu yang kita miliki. Terhadap ketiganya kita ditanya untuk apa ketiga hal tersebut kita gunakan. Namun tentang harta, darimana kita peroleh dan untuk apa kita tasharufkan? Harta harus kita peroleh dengan cara halal dan digunakan dengan benar. Dan untuk menyempurnakan keberkahannya kesyukuran kita atas anugerah harta adalah suatu keniscayaan.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS. Ibrahim: 7)

Baik harta yang kita terima sedikit atau banyak rasa syukur harus tetap ada dalam diri kita, meskipun sedikit bila kita pandai bersyukur harta kita bertambah, jikapun tidak bertambah secara nominal keberkahan pasti menyelimuti kita.

.مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ

Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.”(HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667)

                Harta ditangan orang yang beriman akan melahirkan kesyukuran dan qona’ah, sehingga membawa berkah, kedamaian dan ketengangan. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah saw.bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.”(HR. Muslim no. 1054)

            Bila harta dan iman dalam genggaman ditambah kesehatan dan keamanan, maka cukuplah bagi kita mengantarkan kebahagian dunia dan akhirat kelak.. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

Barangsiapa di antara kalian merasa aman di tempat tinggalnya, diberikan kesehatan badan, dan diberi makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dia telah memiliki dunia seluruhnya.”(HR. Tirmidzi no. 2346. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Sebenarnya kita sudah mendapatkan dunia seisinya saat kita diberi rasa aman, diberi kesehatan badan dan diberi nikmat makan oleh Allah. Dengan nikmat-nikmat yang terus kita dapat setiap harinya, maka meskipun kurang harta, masih tetap kita harus bersyukur karena dunia seisinya sebenarnya telah kita raih

Iman itu begitu berharga, maka yang selayaknya kita usahakan untuk terus bertambah adalah  iman kita. Sementara harta tidak perlu terlalu dipaksakan sehingga menabrak rambu-rambu larangan Allah swt. Bila harta sudah masuk ke hati maka alamat kita celaka, maka doa yang mesti kita baca:

اللهم اجعل الدنيا في أيدينا ولا تجعلها في قلوبنا

Ya Allah jadikanlah harta di genggaman tanganku dan jangan jadikan masuk ke hatiku

 Meski hidup pas-pasan, jangan sampai iman ini digadaikan hanya karena sesuap nasi atau indomie. Mohonlah pada Allah, jangan sampai iman ini hilang di saat malaikat maut mencabut nyawa kita.  Iman dan takwa itulah tanda Allah cinta. Sedangkan harta belum tentu tanda Allah cinta pada hambaNya Ya Allah, anugerahkanlah pada kami iman, takwa dan sifat qonaah. Aamiin Yaa Mujibas Saailin.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم أقول قولي هذاوأسأل الله أن ينصردينه ويعلي كلمته ويجمع المسلمين على الحق وأستغفرالله لي ولكمْ .

 

الخطبةالثانية

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالمَيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِالدُّ نْيَاوَالدِّيْنِ٭ وَأَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهوَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنُ٭ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَادِقُ اْلوَعْدِ اْلامِيْنُ ٭ صَلاةًوَسَلامًادَائِمَيْنِ مُتَلازِمَيْنِ عَلَى اَشْرَفِ اْلانْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ٭

اَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَالله اُوصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى الله وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ٭ فَقَالَ تَعَالَى { إِنَّ الله وَمَلائكتهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا } اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ٭ اللَّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ اْلأحيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأموَاتِ٭ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ٭ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لاطَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ٭ رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ٭ رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبرَار٭  رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَ لاتُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاتُخْلِفُ الْمِيعَادَ٭ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا٭ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ و لا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ٭  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ٭ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ٭ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ٭ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ٭

عِبَادَ الله إِنَّ الله يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيْتاَءِ ذِيْ اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاَءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوْا اللهالعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ الله أَكْبَرُ٭



2 komentar untuk "PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HARTA DAN IMAN"

  1. terima aksih pak Zahri atas materi khotbahnya
    semoga bermanfaat
    kami tunggu di tulisan tulisan yang lainya

    BalasHapus