BERKURBAN SUATU KENISCAYAAN HIDUP
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى
بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ اِحْسَانِهِ وَاِنْعَامِهِ واعادَ
عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الايَامِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَاِكْرَامِهِ,
اَحْمَدُهُ
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ اِفْضَالِهِ وَاِمْدَادِهِ,
وَاَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ وَحُسْنِ وِدَادِهِ بِعِبَادِهِ أَشْهَدُ أَنْ
لااِلَهَ اِلاَّالله وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ فِى مُلْكِهِ
وَبِلادِهِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَادِهِ وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ خَيْرِ عِبَادِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّاهِرِيْنَ
مِنْ بَعْدِهِ . أَمَّا بَعْدُ
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah!
Bersyukur terhadap nikmat Allah swt bagi kaum beriman adalah suatu
keharusan. Karena kita yaqin bahwa nikmat Allah yang telah dicurahlimpahkan
kepada kita tak terhingga banyaknya. Allah berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبتَرُ
(3) [الكوثر : 1 - 3]
Sesungguhnya,
Kami telah memberimu nikmat yang banyak. Maka aksanakanlah shalat karena
Tuhanmu, dan berqurbanlah . (QS. Al-Kautsar : 1-2)
Bentuk syukur yang paling utama adalah
shalat dan qurban. Shalat adalah ibadah berdimensi ritual (hablu minallah),
sementara qurban disamping memiliki dimensi spiritual sekaligus punya dimensi
sosial (hablu minannas).
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Ibadah qurban sebagai wahana mendekatkan hamba kepada kholik-Nya, sekaligus
membuatnya peduli pada sesama. Daging yang dibagikan kepada orang miskin dapat meringankan
beban dan menggembirakan mereka, bila dibagikan kepada tetangga da sahabat
meskipun tidak tergolong miskin dapat melembutkan hati mereka, dengan harapan mereka
pun terpanggil untuk menyantuni sesama sekaligus mengokohkan keimanannya.
Spirit qurban dan pengurbanan harus digelorakan pada setiap satuan waktu
kehidupan atau setiap fragmen kehidupan. Beragama tanpa kesungguhan adalah
main-main dan beragama tanpa pengorbanan omong kosong.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah!
Sejak Islam dikumandangkan, sejak Muhammad diangkat sebagai Nabi dan
Rasulullah, sejak saat itu pula sejarah pengorbanan dimulai. Baik pengorbanan harta,
pengorbanan waktu, pengorbanan fikiran, hingga pengorbanan nyawa
dilalui oleh generasi pertama umat ini. Lihatlah Rasulullah bersama ibunda kaum
mukminin Khadijah r.a. yang semula termasuk orang yang paling kaya di Makkah,
mereka hidup sederhana karena harta-hartanya digunakan untuk bekal dakwah. Juga
menyelamatkan kaum mukminin dan menolong mereka yang kekurangan. Abu Bakar juga
demikian. Sahabat terkemuka ini membebaskan budak muslim dengan uangnya
sendiri. Bilal adalah salah satunya. Demikianlah pengorbanan harta senantiasa
mengiringi langkah generasi pertama umat ini, baik dalam periode Makkiyah
maupun Madaniyah. Para shahabat generasi awal berlimpah harta ketika berbisnis
dan harta berkurang untuk berjuang ketika menjadi pejabat. Sekarang bisa
berbalik, ketika jadi wirausaha tidak banyak harta, jadi pejabat belum lama
bertumpuk harta.
Pengorbanan waktu juga dilakukan oleh seluruh sahabat. Tidak satu pun
diantara mereka yang memeluk Islam kecuali setelah itu segera mengorbankan
waktunya untuk mendakwahi orang lain. Tidak satu pun diantara mereka yang
memeluk Islam kecuali setelah itu segera mengorbankan waktunya untuk membela
agama yang mulia ini.
Para sahabat juga mencurahkan segala potensi akalnya untuk memperjuangkan
Islam dan memberikan kemanfaatan kepada sesama. Maka kita kenal nama Salman Al
Farisi yang membawa ide pertahanan parit saat pasukan ahzab hendak menyerbu
Madinah. Jadilah perang itu disebut perang khandaq. Ada Khalid bin Walid,
meskipun masuk Islamnya belakangan, ia berjasa besar bagi Islam. Kekuatan
pikirannya dicurahkan untuk merancang strategi perang hingga kaum muslimin
selalu mendapatkan kemenangan di bawah komandonya. Bahkan pengorbanan nyawa
juga menjadi hal yang mudah dijumpai pada generasi pertama umat ini. Mulai dari
Sumayyah dan suaminya yang menjadi syuhada pertama karena dibunuh kafir Quraisy
lantaran tidak mau kembali kepada jahiliyah. Tidak terhitung banyaknya jumlah
syuhada sejak perang badar, uhud, khandaq, dan perang-perang berikutnya.
Karakter para sahabat itu adalah menyambut seruan jihad dengan siap
mengorbankan nyawa mereka; menjadi syuhada fi sabilillah. Benar-banar mereka telah
melaksanakan firman Allah swt:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10)
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ [الصف : 10 ، 11]
Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi
kamu jika kamu mengetahuinya,(Ash Shaff: 10-11)
Berbeda dengan pemimpin saat ini yang kebanyakan sibuk mengamankan
kursinya, sehingga lupa dengan tugas
utamanya, apalagi berkurban untuk rakyatnya.
Jamaah
Jumat yang dirahmati Allah,
Saat ini, jihad fi sabilillah tidak mesti dimaknai perang untuk
mengorbankan nyawa di jalan Allah. Namun bisa berwujud pengorbanan lain di
jalan Allah swt. Masih tersedia medan yang luas berjihad di jalan Allah dalam
rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya atau mencapai baldatun thoyibatun wa
rabun ghofur.
Pertama,
berdakwah dan amar ma'ruf nahi munkar. Inilah pengorbanan yang harus selalu ada
dan kita lakukan bersama. Dakwah adalah al-muayyidat bagi agama ini. Dengannya
umat terselamatkan dari pemurtadan. Dengannya seorang muslim diarahkan untuk
kokoh dalam keislamannya. Dengannya seorang muslim diajak untuk menjalankan
Islam secara kaffah sekaligus memeperjuangkannya.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ
يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran : 104)
Kedua,
berinfaq dan shadaqah baik yang wajib maupun yang sunnah. Seorang muslim
hendaklah meneruskan spirit qurban dengan terus mengeluarkan hartanya di jalan
kebaikan dengan shadaqah baik yang wajib semisal zakat, maupun yang sunnah;
yang tidak terikat oleh ketentuan besaran dan waktunya.
Dengan
menyantuni fakir miskin dan kaum dhuafa', bukan hanya kita bersyukur kepada
Allah SWT tatapi juga berupaya untuk memperkokoh keislaman mereka dan
menumbuhkan saling cinta. Jangan sampai kita menjadi pendusta agama yang tidak
peduli dengan beban sesama.
أرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ
بِالدِّينِ.
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ. وَلا يَحُضُّ عَلَى
طَعَامِ الْمِسْكِينِ [الماعون : 1 - 4]
Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi
makan orang miskin... (QS. Al-Ma'uun : 1-3)
Ketiga,
berkontribusi sesuai kompetensi. Ketika seorang muslim bekerja, hendaklah ia
niatkan untuk ibadah. Bahwa ia sedang turut membangun peradaban Islam, membantu
sesama, menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia. Maka segala daya yang
dikeluarkannya, lelahnya, energinya, semuanya menjadi bentuk pengorbanan.
Karenanya, seorang muslim yang memiliki spirit berkorban pada saat yang sama
juga memiliki semangat untuk terus meningkatkan kinerja dan memperbaiki
prestasi.
وَقُلِ اعْمَلُوا
فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى
عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ [التوبة
: 105]
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu,
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Disamping pengorbanan yang harus kita
jalani sepanjang hidup, ada salah satu jenis pengorbanan yang diperintahkan
kepada kita pada 10 Dzulhijjah, yaitu menyembelih hewan qurban. Menyembelih
hewan qurban dapat dimaknai menyembelih/menghilangkan sifat-siafat binatang
yang ada pada diri kita: tamak, rakus , tidak tahu malu dsb. sehingga menjadi
pribadi yang unggul dan bermartabat. Disebut qurban dari kata قرب artinya
menghampiri, mendekat. Dengan hewan qurban kita menghampiri Allah swt untuk
mendapat ridha-Nya dan mendekatkan hubungan kepada sesama melalui
pemberian daging qurban dari shahibul qurban
kepada yang kurang mampu.
Mengenai daging qurban, mudhohi (yang
berkurban) boleh memakan, boleh pula diberikan
tetangga atau shabat meskipun tidak tergolong fakir miskin, sebagamana
firman Allah swt dalam al Hajj:28 dan 36: فَكُلُوا
مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
(Maka makanlah
sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara lagi fakir).
يسن للمضحي أن يأكل من أضحيته ويهدي الاقارب ويتصدق
منها على الفقراء، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " كلوا وأطعموا وادخروا
" وقد قال العلماء: الافضل أن يأكل الثلث ويتصدق بالثلث ويدخر الثلث. فقه
السنة - (3 / 324)
Bagi
yang mampu dan enggan berqurban maka diperingatkan oleh Rasulullah tidak perlu
ikut berjamaah bersama rasul dalam shalat Idul Adha atau dalam kebersamaan lainya. Tidak layak mengikuti majlis rasul,
berbagi suka dan duka bersamanya karena ia termasuk orang yang tidak tahu
diuntung oleh Allah swt. Sabda Nabi saw:
وأخرج ابن ماجة والحاكم وصححه والبيهقي ، عن أبي هريرة قال : قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم مَنْ وَجَدَ سَعَةً لأَنْ يُضَحِّىَ فَلَمْ يُضَحِّ
فَلايَحْضُرْ مُصَلانَا » . الدر المنثور - (7 / 153)
Barang siapa yang mendapati kelapangan riski
untuk berkurban dan tidak berkurban , maka jangan menghadiri tempat shalat
kami.
Terkadang
kita merendahkan diri kita dengan dalih kita belum mampu berkurban padahal kita
mampu beli mobil dan perabot rumah tangga yang tidak perlu, sekedar hanya untuk
pajangan. Semua berpulang pada diri kita, apakah selama ini kita hanya mampu
berkurban perasaan, belum berkurban untuk menggembirakan saudara kita yang menderita.
Wallahu ’alam bishawab.
بارك اللهلى ولكم
فىِ القران ِالكريم وَنفعنى واياكمْ بِمَافِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْوَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ .
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًاكَمَااَمَرَ*
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًالِمَنْ
جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ* َأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الْخَلاَئِقِ
وَاْلبَشَرِ* اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ
عَيْنٌ بِنَظَرٍوَاُذُنٌ بِخَبَرٍ*
اَمَّابَعْدُ فَيَااَيُّهَاالنَّاسُ اِتَّقُوْااللهَ
فِيْمَااَمَرَ* وَانْتَهُوْاعَمَّانَهَاكُمْ عَنْهُ وَحَذَرَ* وَاعْلَمُوْااَنَّ
اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍبَدَاءَفِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى
بِمَلاَ ئِكَتِهِ اْلمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ* فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً
عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا * اللَّهُمَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَابَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ اِبْرَاهِيْمَ
فِى اْلعَالمَِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ* اللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ سَادَتِنَااَصْحَابِ رَّسُوْلِ
اللهِ اَجْمَعِيْنَ وَعَنْ بَقِيَةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ* اللَّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ اْلأََحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
ياَوَاهِبَ اْلعَطِياَتِ * اللَّهُمَّ اَعِزَّاْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاَهْلِكِ
اْلكَفَرَةَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَلاََ تَجْعَلْنَاتَحْتَ اَقْدَامِ اْلمُنَافِقِيْنَ*
اللَّهُمَّ
انْصُبْ فِي بِلاَدِنَا هَذَاإِمَامًا عَادِلاً وَبِلاَدِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَةً
اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ* اللَّهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ
اْلمُؤْمِنِيْنَ وَفَرِقْ جَمِيْعَةَ اْلكُفْرِاْلمُشْرِكِيْنَ وَبِعِناَيَتِكَ وَرَحْمَتِكَ
يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ * اللَّهُمَّ ادْ فَعْ عَناَّ
اْلغَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَاْلفَخْشَاءَ وَاْلمُنْكَرَوَاْلبَغْىَ وَالسُيُوْفَ اْلمُخْتَلِفَةَ
وَالشَدَائِدَ وَاْلمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ فِى
بِلاَدِناَ هَذَاخَاصَةٍ وَعَنْ سَائِرِبِلاَدِاْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةٍ يَارَبَّ
اْلعَالمَِيْنَ* رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا
بِالإِيمَانِ و لاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاً لِلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ* رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا
وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأَبْرَارِ* رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ* سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ
عَمَّا يَصِفُونَ* وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ* وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ*
عِبَادَ اللهِ إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتاَءِ ذِيْ اْلقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشاَءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ* يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ*
فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ*
Posting Komentar untuk "BERKURBAN SUATU KENISCAYAAN HIDUP"