Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

EMPAT MACAM HIDAYAH ALLAH SWT KEPADA MANUSIA

 

 

azahri.com ~ Syekh Musthafa Al Maraghi, dalam tafsirnya Al Maraghi, ketika beliau menafsirkan ayat 6 Surat Al Fatihah :  اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ( tunjukkan kami ke jalan yang lurus), beliau mengemukakan bahwa:

 هداية الله للانسان علي ضروب: هداية الهام, هداية حواس, هداية العقل ,هدايةالاديان وشرائع

Hidayah Allah Swt kepada manusia ada 4 (empat) macam: hidayah ilham ((هداية الإلهام, hidayah hawas ((هداية الحواس, hidayah akal (هداية العقل) serta hidayah agama dan syariat (هداية الأديان والشرائع). 

1.    Hidayah Ilham/Instinc/naluri

Naluri, dalam bahasa Inggris disebut instinct dan dalam bahasa Arab disebut gharizah (غَرِيزَةِ) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan antara lain dorongan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir; pembawaan alami yang tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu (umum);

Sementara alamiah sering diartikan suatu keadaan tanpa dipacu dan  didorong, berjalan apa adanya. Kemudian naluri alamiah dapat didefinisikan suatu  dorongan hati atau nafsu untuk berbuat sesuatu yang merupakan pembawaan alami,  tidak disadari atau dipelajari oleh mahluk, semata-mata  anugerah  dari Allah Sang Pencipta. Naluri ini terdapat pada manusia  maupun hewan;  seorang ibu pasti memiliki kasih sayang dan ikatan batin dengan anaknya, sepasang kekasih pasti akan melakukan hubungan mesra meskipun  mereka tidak pernah mempelajarinya, seekor induk ayam akan melindungi anaknya, dan seterusnya.

Dari definisi tersebut di atas sesungguhnya manusia memiliki banyak naluri karena salah satu  ciri manusia adalah makhluk yang banyak keinginannya. Satu keinginan terpenuhi muncul keinginan lain, begitu seterusnya sampai manusia menziari kubur atau mutasi ke alam barzah.

Di antara naluri yang dianugerahkan Allah kepada manusia adalah kertarikan kepada lain jenis. Rasa suka menggiring masing-masing untuk saling mendekat tanpa batas guna menumpahkan kasih sayangnya masing-masing. Penumpahan kasih sayang sering disebut juga dengan sexual instinct, yakni naluri yang berkaitan dan berhubungan dengan aktifitas seksual. Al Qur'an  menejelaskan:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.(Qs. Ali Imran [3]; 14)

Naluri punya dua potensi fujur dan takwa. Naluri dapat menjerumuskan seseorang kepada kejahatan atau kehinaan apabila salah menyalurkannya. Sebaliknya  naluri dapat mengangkat pribadi seseorang ke tingkat kehormatan dan kemuliaan, apabila nalurinya disalurkan ke jalan yang baik dan benar. Agar naluri tidak membawa kepada jalan yang sesat, maka Allah swt. memberikan  perangkat lain kepada manusia.

2.    Hidayah Hawas/Alat Perasa

Hidayah hawas/alat perasa yakni pemberian Allah swt berupa  perangkat pada tubuh kita untuk mengindra berbagai macan rasa yang sering disebut  panca indra: mata, telinga, hidung, lidah dan kulit,  sehingga kita bisa merasakan lezatnya makanan, segarnya udara dsb

Dengan panca indra manusia menjadi eksis, bisa melihat, mendengar dan merasakan hal-hal yang baik dan hal-hal yang tidak mengenakkan. Sekiranya berbahaya  akan dihindari dan jika merasa nyaman akan selalu dicari. Banyak hal nyaman tapi membahayakan dalam jangka panjang, misal makan dan minum yang berlebihan tanpa kontrol. Hal yang tidak nyaman tapi membawa kebaikan, seperti minum obat, olah raga dll.

Sayang,  sedikit manusia yang mampu bersyukur dengan anugerah ini. Firman Alah swt: dalam Surat Al Mulk yayat 23:

قُلْ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۖ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ

Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.

           Dengan indara yang lima terkadang sering menipu karena kemampuan indra terbatas. Benda yang lurus dimasukkan ke dalam air terlihat bengkok, makanan manis saat sakit flu bisa terasa pahit dst. , maka perlu hidayah berikutnya, yaitu akal.

3.    Hidayah Akal

Akal adalah  perangkat pada manusia yang memiliki fungsi yang dahsyat.  Akal merupakan nikmat Allah Swt yang membedakan  manusia dengan binatang,  dengan akal manusia dapat menundukkan dan mengalahkan makhluk lain yang lebih kuat dan besar. Dengan akal juga, manusia dapat mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, menemukan berbagai teknologi yang mempermudah hidupnya, bahkan  menguasai dunia dengan segala isinya untuk kesejahteraan umat manusia. Akal  yang menjadikan manusia  mahluk berbudaya.

Dalam Al Qur’an dan hadits banyak ayat yang menggugah manusia agar menggunakan akalnya.

كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ ۞

“…Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al-Baqarah [2]:219 & 266)

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتٰبَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ۞

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Apakah kamu tidak berfikir?” (QS. Al-Baqarah [2]:44)

          Akal manusia tentu saja mengalami  keterbatasan sehingga tidak bisa dipaksa untuk mencerna hal-hal yang di luar kemampuan akal.  Misalnya tentang ruh manusia itu sendiri, sampai saat ini akal manusia belum mampu menjangkau tetang hakikat ruh. Kenapa manusia mati dan nanti hidup kembali.

          China suatu negara atau lembaga swastanya  yang paling bersemangat meneliti ruh dan berkenginan untuk mencegah kematian bahkan menghidupkan orang yang telah mati. Usaha tersebut akan sia-sia karena Allah Swt telah menitahkan dalam firmanNya Surat Al-Isra Ayat 85:

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

           Agar manusia tidak sesat jalan dengan  kemampuan akalnya  yang terbatas, mencarai Tuhan ketemu hantu, maka Allah Swt memberikan anugerah berupa hidayah agama dan syariat.

4.    Hidayah Agama/Syariat

Hidayah agama dan syariat yakni hidayah dari luar diri manusia yang bersumber dari langit berupa petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk, perintah dan langaran itu diberikan oleh Allah Swt melalui para utasannya. Para utusan itulah yang menyampaikan, memberi contoh aplikasinya kepada umatnya.

Dengan tiga hidayah tersebut di atas manusia belum mampu mempertahankan eksistensinya sebagai mahluk yang paling sempurna karena akal manusia masih sangat terbatas kemampuanya, tidak bisa menjangkau diluar alam syahadah, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan: uluhiyat (ketuhanan), nubuat (kanabian), ruhiyat (ruh) dan sam’iyat ( berita langit: surga, neraka dll.) maka Allah menurunkan hidayah agama/syariat.

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى

Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa… (Syuura :13)

الْيوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

…Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…

Hidayah dalam pandangan Syekh Musthafa Al Maraghi  bukan semata-mata diartikan petunjuk dari Allah Swt yang bersumber wahyu atau ajaran agama, namun juga berupa perangkat yang melekat pada diri  manusia berupa ilham, panca indra dan  akal yang diharapkan dapat memandu manusia menempuh jalan yang lurus. Namun faktanya dengan ketiga hidayah itu manusia masih berpotensi besar sesat jalan sehingga Allah Sswt melengkapi dengan hidayah agama/syariat dan hidayah terkhir ini  jika diikuti pasti menuju jalan yang lurus/benar.

Naluri alamiah sebagai pemberian Allah swt kepada manusia tidak mengenal era, apakah  era primitif, era modern maupun era milenial. Kapan saja  manusai lahir pasti dilengkapi dengan naluri alamiah.  Persoalan  besarnya sekali lagi ada pada penyalurannya. Di era milenial  yang serba melintasi dengan kecanggihan teknogi informasi semakin mempermudah penyaluran naluri alamiah ke jalan yang tidak benar, terutama naluri seksual. Sebut saja maraknya penyebaran gambar/video porno melalui youtobe, twitter, instagram dsb, prostitusi online dan macam ragam kemaksiatan berbasis  online lain yang sebelum era internet tidak terbayangkan.

Naluri alamiah tidak bisa dinegasikan dengan alasan apapun karena ia merupakan suatu perangkat satu kesatuan dalam kesejatian manusia. Justru naluri alamiah dapat menjadi energi  penggerak menggapai cita-cita luhur. Nafsu sahwat yang menggelora disalurkan melalui kanal-kanal syar’i yang indah, tidak diberangus dengan dalil bahwa nafsu sahwat biang kerok kerusakan.

 Islam hadir sebagai panduan  mengarahkan naluri  alamiah, panca indara bahkan akal  ke jalan yang benar. Nafsu sahwat/birahi  disalurkan  melalui lembaga pernikahan yang agung guna menggapai rumah tangga yanng samawa. Sementara panca indra digunakan dalam hal kebaikan dan akal dibimbing oleh agama supaya tidak berfikir sesat.

 Makna doa tunjukilah kami ke jalan yang lurus dikandung maksud agar naluri berfungsi normal dan disalurkan ke jalan yang benar, panca indra sehat dan berfungsi optimal, akal menemukan jalan lurus  dan agama menjamin keselamatan dunia akhirat.

 

Posting Komentar untuk "EMPAT MACAM HIDAYAH ALLAH SWT KEPADA MANUSIA"