Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAKNA KEMERDEKAAN PERSPEKTIF ISLAM PART 2

Makam KH. Mas Mansyur

azahri.com ~ Makna kemerdekaan yang kedua adalah dalam wilayah publik, dalam kehidupan kolektif, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam wilayah inipun kita boleh mengkritisi, sembari melontarkan pertanyaan menggelitik, sudahkah kita benar-benar menjadi bangsa yang merdeka? 

Secara politis kita telah merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang, tapi dari aspek yang lain, kita mungkin belum menjadi bangsa yang merdeka dalam arti yang sesungguhnya. Sebagai sampel  kita angkat tiga aspek dengan penjelasan sederhana sebagai berikut:

 1. Aspek Hukum

Selama lebih dari setengah abad kita merdeka ternyata induk hukum (law master) kita, Kitab Undang Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata serta Hukum Acara Perdata masih menggunakan hukum warisan Belanda, meskipun disana-sini telah di keluarkan peraturan perundang-undangan dalam rangka menyesuaikan dengan kehendak konstitusi negara, kamajuan zaman dan kehendak hukum masyarakat. Dengan kata lain, meskipun kita telah memproduk sekian ratus peraturan perundang-undangan, namun babonya atau hukum induknya masih peninggalan Kolonial Belanda.

2. Aspek Ekonomi

            Katanya sistem ekonomi kita sistem Ekonomi Pancasila, Ekonomi Kerakyatan, tapi prakteknya Ekonomi Kapitalis. Yang kaya makin kaya yang miskin makin melarat. Sekelompok kecil orang menguasai asset ekonomi yang sangat banyak dan luas (oligarki), sementara rakyat kebanyakan menguasai asset ekonomi yang sangat terbatas. Nasib petani, yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia, masih sangat memprihatinkan alias kembang-kempis. Petani dan nelayan belum pernah diuntungkan oleh sistem ekonomi yang berlaku meskipun bergonta-ganti rezim.

3. Aspek Sosial Budaya

 Dalam pergaulan dan berpakaian, khususnya di kalangan generasi muda kita, lebih mirip orang Eropa daripada para leluhur kita. Dalam berkesenian juga demikian, yang kita gandrungi adalah sesuatu yang berbau pornografi dan porno aksi, bukan kehalusan  rasa dan karsa.

Makanan favorit yang identik dengan masyarakat kota/orang modern adalah fast food (Kentuky Fried Chicken, Pizza Hot, Mc Donald dsb.). Pendek kata, dalam tiga hal kita masih dibawah pengaruh Barat, yaitu: fashion, food and fun.

            Belum lagi kalau kita bicara umat Islam yang mayoritas di negeri ini. Faktanya dalam bidang ekonomi umat Islam belum banyak menjadi penentu فاعل lebih banyak menjadi pihak yang ditentukan  مفعول به karena umat Islam belum bisa bersatu, masih dijajah oleh kepentinganya masing-masing.

Yang mengendalikan roda perekonomian di negeri ini justru dari kaum pendatang yang kebanyakan non Muslim. Ironisnya jika ada hal-hal yang negatif dialamatkan kepada komunitas Muslim (teroris, anarkhis dsb). Lebih menyedihkan lagi jika kita bicara peran Umat Islam di kancah Internasional. Umat Islam atau negeri- negeri Islam kebanyakan adalah negara berkembang yang masih lemah dalam banyak hal sehingga mudah dipermainkan negara-negara dlolim. Setelah Afganistan porak poranda, kemudian Irak luluh lantak oleh kebiadaban Amerika.

Kenapa terjadi demikian? Bukankah menurut konsep Al Qur’an umat Islam atau orang Islam harus menjadi pribadi yang unggul atau komunitas terdepan? Firman Allah:

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ

“... Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya)." (Huud: 61)

Dalam ayat lain Allah swt menegaskan posisi umat Islam:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِالله ِ ...

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...” (Ali Imran: 110)

Jawabnya, mudah-mudahan benar, karena kita umat Islam belum dengan sungguh-sungguh mengamalkan pesan-pesan Al Qur’an dan As Sunnah, belum membumikan/mewujudkan   ajaran Islam dalam kehidupan nyata dengan benar dan serius.

Kalau kita ingin meraih prestasi sebagaimana dikehendaki Al Qur’an, kita harus belajar keras, bekerja keras seraya menjahui kemalasan, korupsi, kolusi dan nepotisme dsb. Wal hasil bekerja keras dengan mengedepankan budi luhur adalah merupakan bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat kemerdekaaan sekaligus wahana mengisi kemerdekaan.

Kemerdekaan individu sebagai muslim merupakan modal dasar untuk mewujudkan kemerdekaan dalam wilayah publik. Karena manusia Muslim yang merdeka memiliki percaya diri yang tinggi, semangat hidup dan kemauan yang membara, keimanan yang kokoh dan ahlaqul karimah. Yang akan mampu membawa keluarga, masyarakat dan bangsanya mencapai kemajuan dan kejayaan.

Al Qur'an dan Sunnah telah terbukti mampu menginspirasi umat Islam dan para pemimpinya menjadi umat yang jaya dan maju untuk kurun waktu yang lama, sampai jatuhnya kekhalifahan Turki Usmani. Giliran dunia Barat dengan faham kolonialisme dan imperialisnenya yang kemudian mengekplotasi kekayaan dunia Timur/umat Islam untuk membangun kejayaan bidang ekonomi, politik, hukum dan budayanya.

Sudah waktunya kini umat Islam untuk bersatu padu berjuang merebut kejayaanya kembali menjadi umat/bangsa yang maju dan bermartabat. Energi iman sebagai modal besar menggapai kejayaan, sebagaimana yang dilakukan para pahlawan kita merebut kemerdekaan bangsanya dari penjajahan dan berhasil mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945 atau hari Jum’at Legi 09 Ramadhan 1364 H. Sesuai statemen Rasulullah saw dalam sabdanya:

عَنْ عَائِذِ بْنِ عَمْرٍو الْمُزَنِىِّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « الإِسْلاَمُ يَعْلُو وَلاَ يُعْلَى » سنن الدارقطنى - (8 / 431)

Rasulullah saw bersabda: “ Islam itu tinggi dan tidak ada yang menyamai ketinggianya”.

Imam Shon’ani dalam Subulussalam menjelaskan bahwa, Islam agama yang tinggi dan tidak ada yang menyamai ketingginya karena Islam adalah agama yang hak/benar sehingga akan mendapat dukungan dari umat manusia sepanjang zaman. Ketinggian Islam akan membentuk umat Islam menjadi umat yang unggul sepanjang mereka tetap konsisten dalam keislamanya. Semoga Allah swt. senantiasa memberikan pertolongan dalam perjuangan kita menggapai kemerdekaan individu dan kemerdekaan kolektif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadi bangsa yang mandiri, maju dan berkeadilan. Amin.

1 komentar untuk "MAKNA KEMERDEKAAN PERSPEKTIF ISLAM PART 2"