Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAKNA KEMERDEKAAN PERSPEKTIF ISLAM PART 1

Makam Kia Mas Mansyur

azahri.com ~ Kemerdekaan yang kita capai atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, melalui perjuangan para syuhadak dan pahlawan kita, dengan modal semangat dan keinginan luhur menjadi bangsa yang merdeka. Dengan jargon “Merdeka atau mati” atau dalam bahasa agama “ غش كريما اومت شهيدا / Hidup mulia atau mati sahid”.

Kini tugas kita mensyukuri nikmat kemerdekaan itu dalam wujud senantiasa meningkatkan keimanan, ketakwaan, ilmu dan amal sholeh.

Dalam rangka mensyukuri nikmat kemerdekaan, tidak ada salahnya jika kita intropeksi diri dan mengkaji ulang tentang Makna Kemerdekaan. Apakah sikap dan perilaku kita sudah sejalan dengan makna kemerdekaan?

Makna kemerdekaan, sebagaimana yang kita pahami dari ajaran Al Qur’an dan As Sunah, dibedakan dalam dua wilayah, yaitu kemerdekaan dalam wilayah privat/individu dan kemerdekaan dalam wilayah publik/kemerdekaan kolektif sebagai suatu bangsa.

Kemerdekaan individu akan diperoleh seseorang manakala ia telah mampu membebaskan diri dari ketergantungan kepada selain Allah. Ketergantungan kepada sesama mahluk Allah, kepada benda-benda yang dianggap keramat atau bertuah,  bisa berupa: keris, batu akik, pohon besar, tempat yang dianggap angker dsb.. Atau seseorang yang hidupnya diabdikan hanya mengejar kepuasaan duniawi, dengan mengumpulkan harta benda, kepuasan sexual, mengejar pangkat dan jabatan.

Jika hidup kita masih terbelenggu atau terpasung dengan hal-hal tersebut di atas berarti kita masih belum menjadi orang yang “merdeka”. Kita baru menjadi manusia merdeka jika hidup kita semata-mata kita gantungkan hanya kepada Allah swt. Firman Allah:

قُلْ هُوَ الله ُ أَحَدٌ(1)الله ُ الصَّمَدُ(2)

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.( Al Ikhlas: 1 dan 2(

Artinya: hidup-mati, kaya-miskin, di tangan Allah. Tugas kita berusaha dan bekerja keras sesuai dengan petunjuk-Nya. Sebagaimana kata pepatah: الانسان بتفكروالله بتدبير  “Manusia hanya berusaha dan Allah yang menentukan”

            Faktanya semua mahluk ciptaan Allah secara fisik tunduk dan patuh pada hukum Allah/Sunatullah, termasuk badan jasmani manusia, sebagaimana difirmankan olehNya:

أَفَغَيْرَ دِينِ الله ِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

Artinya: Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.( Ali Imran: 83).

Jika rohani kita juga tunduk dan patuh kepada kemauan Allah, hanya berserah diri kepada-Nya maka kita akan terbebas/merdeka dari ketergantungan kepada mahluik Allah swt dan menjadilah kita manusia merdeka.

            Dari sinilah dapat kita fahami bahwa Islam datang sebagai agama pembebas, pembebas manusia dari penghambaan sesama manusia dan penghambaan manusia terhadap mahluk yang lain.

Dan inilah yang telah dibuktikan oleh Rasulullah saw dan para shahabatnya. Ketika bangsa Arab Jahiliyah masih terkukung penyembahan terhadap berhala-berhala, terbelenggu rasa kesukuan/etnis yang sempit menjadi bangsa yang terbelakang, namun setelah Rasulullah saw. membebaskan mereka dari penyembahan terhadap berhala dan rasa kesukuan yang sempit bangsa Arab kemudian menjadi bangsa yang berjaya untuk kurun waktu yang lama.

Posting Komentar untuk " MAKNA KEMERDEKAAN PERSPEKTIF ISLAM PART 1"