Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

POSISI DAN URGENSI SHALAT


 

اَلحمدِللهِ الذي فرَض على عباده الصلوات لحكمِ عظيمةٍ وَأَسْرَارِ جَلِيْلَةٍ وَجَعَلَ هَذِهِ الصَّلَوَاتِ مُكَفِّرَاتٍ لِمَا بَيْنَهُنَّ مِنْ صَغَائِرِ الذُنُوْبِ وَاْلأَوْزَارِ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ذُو اْلعَظِمَةِ وَاْلعِزَّةِ وَاْلاِقْتِدَارِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ اْلُمُتَّقِيْنَ الأَبْرَارِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اْلبَرَرَةِ اْلأَطْهَاِر وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا . وَبَعْدُ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقوا الله حقَّ تقاته وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ، وَمَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ الأُ مُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ (

Jamaah yang berbahagia!

            Segala puji bagi Allah swt. Hanya kepadaNya kita persembahkan sanjungan dan pujian, Dia Maha Kuasa, Maha Kaya, Dialah yang memberikan riski kepada semua mahluknNya, memberikan rahmat dan nikmatNya tanpa batas kepada semua hambaNya. Sebagai Muslim/Mukmin patutlah kita senantiasa bersyukur kepadaNya dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjahui laranganNya.

            Salah satu perintah Allah swt. yang utama adalah menegakkan shalat lima waktu. Shalat memiliki kedudukan yang sangat strategis, yaitu  merupakan tiang agama dan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah kepada hambaNya. Sayid Sabiq dalam kitabnya Fiqih Sunnah menjelaskan:

وللصلاة في الاسلام منزلة لاتعدلها منزلةأية  عبادة أخرى ،فهي عمادالدين الذي لايقوم إلا به، قال رسو الله صلى الله عليه وسلم: (رأس الامرالاسلام، وعموده الصلاةوَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ في سبيل الله)، وهي  أول ما أوجبه الله تعالى من العبادات تولى إِيجبها بمخاطبة رسوله ليلةالمعراج غيرواسطةٍ.

“ Kedudukan shalat dalam agama Islam tidak ada tandinganya bila disbanding ibadah yang lain. Shalat adalah tiang agama, agama Islam tidak bisa berdiri tegak kecuali dengannya. Rasulullah saw. bersabda: Pokok urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah. Shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan 0leh Allah. Penyampaian kewajiban   shalat langsung kepada Rasulullah pada malam Mi’raj tanpa melalui perantara.”

         Juga ibadah yang langsung dititahkan kepada hamba pilihaNya melalui peristiwa spektakuler Isra’ dan Mi’raj. Perjalanan Nabi pada malam hari bersama Jibril dari Masjidil Haram di Makkah Mukaramah menuju ke Masjidil Aqsho di Palistina dan naiknya Nabi menembus langit tujuh ke Sidratul Muntaha menghadap Sang Kholiq.

قال أنس: (فُرِضَتِ الصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ أَسْرَي بِهِ خَمْسِيْنَ، ثُمَّ نُقِصَتْ حَتَّى جُعِلَتْ خَمْسًا، ثُمَّ نُودِيَ يَا مُحَمَّدٌ: إِنَّهُ لاَ يُبَدِّلُ القَوْلُ لَدَيََّ، وَإِنَّ لَكَ بِهذِهِ اْلخَمْسِ خَمْسِيْنَ). رواه أحمد والنسائي والترمذي وصححه.- فقه السنة - (1 / 90)

Anas berkata: Shalat lima waktu diwajibkan kepada Nabi saw. pada malam Israk sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi sehingga menjadi lima kali. Kemudian dipanggil wahai Muhammad! Sesungguhnya shalat lima kali tidak bisa berubah disistKU. Dan sesungguhnya bagimu lima kali sama dengan lima puluh kali.”( H.R Ahamd, Nasa’i dan Turmudzi)

 Sidang Jum’ah yang dirahmati Allah swt.

            Begitu penting dan  utamanya shalat sehingga dijadikan garis demargasi antara Muslim dan Kafir. Sebagaimana dikutib oleh Imam Nawawi dalam رياض الصالحين - (1 / 127)

وعن جابرٍ رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَينَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ - صحيح مسلم - (1 / 61)

 Dari Jabir r.a. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya batas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.”

            Jadi garis batas keislaman dan kekafiran seseorang adalah meninggalkan shalat.  Meskipun secara formal dalam KTP seseorang tertulis beragama Islam, namun jika ia tidak mengerjakan shalat maka disisi Allah swt orang tersebut adalah kafir ( Islam ‘indannas dan kafir ‘indallah). 

            Lebih lanjut Rasulullah menjelaskan bahwa amal seorang Muslim yang pertama kali dihisab oleh Allah pada hari kiamat adalah Shalat. Bila shalatnya beres/baik maka amal yang lain dianggap baik dan tidak bermasalah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ بِصَلَاتِهِ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ-- سنن النسائي - (1 / 252)

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik maka sungguh dia telah beruntung dan berhasil, namun jika shalatnyaa rusak sungguh dia telah gagal dan rugi.” (Sunan Nasa’I, Juz 1 hal .252)

             Jadi shalat menjadi tolak ukur dari segala aktifitas kita yang lain. Statemen Rasul ini nampak janggal apabila hanya kita pahami secara sepintas, namun jika kita renungkan secara mendalam, kita akan menemukan rahasia dari sabda Rasul tersebut. Betapa tidak!. Jika setiap Muslima/kita benar-benat telah menegakkan shalat, tidak hanya sekedar mengerjakan shalat maka akan memberikan pengaruh langsung dalam kehidupan nyata atau membawa dampak positif dalam prilaku kita sehari-hari. 

                Nilai –nilai shalat akan teraplikasikan  dalam sepak terjang kita mengarungi hidup dan kehidupan di atas bumi Allah ini.. Karena begitu akrabnya komunikasi orang yang meneggakkan shalat dengan Sang Kekasihnya, Allah swt., sehingga seakan-akan tidak ada hijab lagi antara dia dengan Allah.. Dimanapun dan kapanpun ia berada senantiasa merasa diawasi dan dipantau oleh Allah. Sehingga seluruh perasaan, pikiran dan tindakanya sejalan dengan kemaun Allah, tidak ada ruang lagi untuk bermaksiat kepada Allah. Inilah shalat yang dikehendaki firman Allah swt. dalam  surat Al Ankabut ayat-45:

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Manakala shalat kita sudah mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar berarti shalat kita sudah fungsional.

Jamaah yang dirahmati Allah!

Lalu Bagaimana agar shalat kita menjadi fungsional? Tentu yang perlu kita usahakan adalah shalat dengan khusyu’, yaitu ketika kita shalat berusaha secara maksimal  mengkonsentrasikan perasaan dan fikiran kita hanya kepada Allah swt., menghadirkan hati kita dihadapan Allah swt, menghayati kata demi kata apa yang kita baca, mulai takbiratul ihram hingga salam. Jika suatu saat perasaan dan pikiran kita keluar dari jalur shalat,  maka segera kita kembalikan pada jalurnya. Jadi kita shalat menyembah Allah seperti digambarkan dalam hadist:

عن عمر بن الخطاب: رضي الله عنه، قال:. فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإحسَانِ. قال: أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ …. صحيح مسلم - (1 / 28)

 Dari Umar bin Khatab ra. Rasul berkata:….beritahu aku tentang ihsan, Jabril berkata: Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat Dia, maka jika kamu tidak melihat Dia sesungguhnya Dia melihatmu……..” (H.R Muslim)

 Jamaah yang dimulyakan Allah!

            Sering terjadi eroni/kontradiksi di masyrakat kita, kadang-kadang ada orang yang datang jumatan  di Masjid, tapi ketika pulang mengambil sandal orang lain, karena sering terjadi sandal dsb hilang di Masjid. Juga yang lebih mengherankan, jamaah haji Indonesia paling banyak diantara jamaah haji dari negara manapun, bahkan setiap tahun cendrung meningkat sehingga waiting list semakain panjang.

            Yang berhaji  mulai dari pejabat sampai rakyat biasa. Pada waktu haji mereka berdo’a sampai meneteskan air mata di Multazam, Raudhoh, Padang Arafah dsb. Tapi mengapa korupsi tidak surut, malah semakin massif dan dilaksanakan secara berjamaah, seperti yang terjadi di beberapa DPRD di berbagai daerah? Tentu masih ada yang salah dengan shalat kita atau ibadah kita, barang kali kita beribadah masih dalam tataran formalitas, belum menyentuh subtansinya.

            Maka untuk memperbaiki ibadah kita, shalat kita, puasa kita marilah kita tingkatkan penghayatan kita kepada Dinul Islam, kita laksanakan dengan penuh kesungguhan. Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita Amin! 

اِنَّ اَحْسَنَ الْكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَحْسَنَ اْلهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ* وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى اْلمُهْتَدُوْنَ* وَاِذاَقُرِاءَاْلقُرْاَنُ فَاسْتَمِعُوْالَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ* اَعُوْذُباِللهِ السَّمِيْعِ اْلعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ: مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ [فصلت : 46] جَعَلَنَااللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ اْلكَامِلِيْنَ اْلمُؤَدِّيْنَ لِوَاجِبَاتِهِمْ مَعَ اْلمُخْلِصِيْنَ وَقُوْلُوْااَسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيْمَ الَّذِي لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ الحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ فَيَا فَوْزَ اْلمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى خَاتَمِ النَّبِيِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهَدْيِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إلاََّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، َوأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ اْلمُرْسَلِيْنَ، وَسَيِّدُ اْلخَاشِعِيْنَ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ : أَيُّهاَ النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ، وَحَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَأَقِيْمُوْهَا فِي اْلجَمْعِ وَاْلجَمَاعَاتِ، وَلاَ تُضَيِّعُوْهَا وَتَهْمِلُوْهَا فَتَقَعُوْا فِي اْلمُهْلِكاَتِ.

Jamaah yang dimuliakan Allah

Berdasarkan penjelasan beberapa nash Al Qur’an dan Hadist tersebut di atas dapat difahami bahwa shalat memeliki posisi utama dan pertama atau posisi puncak dalam kehidupan keberagamaan/spiritual seorang Muslim. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa menjaga dan memelihari shalat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jangan sampai ada shalat wajib kita yang tertinggal baik disengaja maupun tidak dan dalam mengerjakan shalat  harus kita tingkatkan secara terus menerus kualitasnya/kekhusyukanya. Firman Allah:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاَةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا للهِ قَانِتِينَ  [البقرة : 238]

Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu`.

            Kita juga harus mempunyai kepedulian terhadap anak cucu kita agar mereka tetap menjadi generasi penerus yang tetap konsisten mengerjakan shalat sebagai wujud implementasi keislmannya. Jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yan jelek dan meninggalkan shalat serta memperturutkan hawa nafsunya, dengan ungkapan lain, generasi yang merobohkan pilar-pilar bangunan Islam. Firman Allah swt:

 قال الله تعالى: فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاَةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا [مريم : 59]

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.

            Semoga kita tergolong hamba-Nya yang telah mengerjakan shalat dengan benar dan terhindar dari ancaman neraka Wail/ Amin!

َقَالَ تَعَالَى { إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا } اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ٭ اللَّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ اْلأََحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ٭ رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ٭ رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ٭ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّاصَلاَ تَنَاوَصِيَامَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ٭ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا٭ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ و لاَ  تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاً لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ٭ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأَبْرَارِ٭  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ٭ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ٭ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ٭ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ٭

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتاَءِ ذِيْ اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاَءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهَ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Posting Komentar untuk "POSISI DAN URGENSI SHALAT "