Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KESUKSESAN, UJIAN YANG MELALAIKAN

Rumah Mewah
 

 اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِمَا أَعْطَانَا مِنَ اْلأَمْوَالِ، وَوَفَقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ لاِكْتِسَابِهَا مِنْ طَرِيْقِ حَلاَلٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ذُو اْلعَظِمَةِ وَالْجَلاَلِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَبْعُوْثُ بِأَكْمَلِ الشَّرَائِعِ وَأَفْضَلِ الْخِصَالِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمٍ لاَ بَيْعٌ فِيْهِ وَلاَ خِلاَلٌ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا .أَمَّا بَعْدُ ، أَيُّهَا النَّاسُ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالىَ ، وَاعْلَمُوْا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيْمٌ،

Sidang Jum’ah yang berbahagia !    

Marilah kita senantiasa memupuk keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah tanpa kenal lelah, baik dalam keadaan suka maupun duka, susah maupun senang, sedih ataupun gembira. Dengan kata lain, kita berusaha konsisten atau istiqomah dalam menjalani hidup dengan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Sabda Rasul saw.:

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِىِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ قُلْ لِى فِى الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ - وَفِى حَدِيثِ أَبِى أُسَامَةَ غَيْرَكَ - قَالَ « قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ فَاسْتَقِمْ ». صحيح مسلم - (1 / 194)

            Bahwa dalam kehidupan kesenangan dan kesusahan, kekayaan dan kefakiran, kesuksesan dan kegagalan datang silih berganti. Dan dalam pandangan Islam kedua hal yang berlawanan tersebut adalah merupakan ujian. Untuk menguji kita, apakah kita masih konsisten/istiqomah dengan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt. Firman Allah swt dalam al Anbiya’ (21):35:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

Sidang Jum’ah yang berbahagia !    

Persoalan yang sering menimpa diri kita adalah kadang kita tidak menyadari bahwa kesenangan, kekayaan yang melimpah, jabatan dan kekuasaan yang  kita miliki atau kesuksesan dalam bentuk  apapun adalah ujian. Yang kita pahami bahwa ujian itu adalah identik dengan kegagalan, kemiskinan, kematian, sakit dan semacamnya yang  bikin kita menderita. Sehingga ketika kita kurang beruntung secara meteri: dagang sering rugi, sudah lama jadi pegawai tidak dapat jabatan, sudah balon (bakal calon), bahkan sudah calon tidak kunjung dapat, mengganggap nasib baik belum berpihak kepada kita  atau Allah swt. belum berkenan memperbaiki nasib kita.

Anggapan demikian tidak layak ada pada diri seorang Mukmin/Muslim, sebagaimana penjelasan Allah dalam surat al Fajr (89):15-17

فَأَمَّا الإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ(15)وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ(16)كَلا بَل لا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.

            Padahal jika kita tetap istiqomah dalam keimanan dan ketakwaan ujian apapun bentuknya akan menambah kebaikan dan berkah dalam kehidupan kita. Atau dalam bahasa yang umum semua peristiwa yang menimpa kita ada hikmahnya.

            Hal demikian telah ditunjukkan oleh para Nabi dan Rasul serta orang-orang sholeh sebelum kita. Ketika Nabi Sulaiman mendapat anugrah singgasana yang megah dari ratu Balgis, beliau berkata:

..قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

…iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia" ( an. Nahl  (27) :40).

Sidang Jum’ah yang berbahagia !     

Ketika Nabi Ayyub menderita sakit yang demikian parah, beliau malu memohon kepada Allah untuk segera diberi kesembuhan, karena anugrah kesehatan dan kesenangan telah lebih lama dirasakan daripada sakit yang baru beberapa lamanya.

Bebeda dengan kita yang cepat mengeluh dan berputus asa jika mendapat ujian kemiskinan, kebangkrutan dan kesakitan, bahkan diantara kita, ketika  sedang menderita sakit/miskin dsb sering berjanji pada diri sendiri, kepada Allah swt dan orang-orang di sekitarnya,”Jjika nanti saya banyak riski, jadi orang berpangkat/pejabat, meraih sukses akan beramal ini dan itu.” Namun giliran Allah swt memberikan kelapangan/kejayaan padanya lupa akan janji-janjinya. Mirip janji-janji politisi ketika masih jadi calon. Firman Allah swt dalam at Taubah (9): 75-78:

وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللهَ لَئِنْ ءَاتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ(75)فَلَمَّا ءَاتَاهُمْ مِنْ فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ(76)فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُوا اللهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ(77)أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللهَ عَلامُ الْغُيُوبِ(78)

Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib?

            Marilah kita berhati-hati dan bersama-sama mengingat janji kita ketika belum menjadi orang sukses seperti sekarang. Atau marilah kita bersabar dalam keadaan kita yang secara materi/kedunian kurang beruntung dibanding hari-hari sebelumnya. Apapun keadaan kita jika kita dapat menyikapi dengan benar akan menambah kebaikan kita didunia dan akhirat. Firman Allah swt:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ  [البقرة : 216]

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Semoga Allah swt senantia membimbing kita di jalan yang diridhoiNya. Amin!

جَعَلَنَااللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ اْلكَامِلِيْنَ اْلمُؤَدِّيْنَ لِوَاجِبَاتِهِمْ مَعَ اْلمُخْلِصِيْنَ وَقُوْلُوْااَسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيْمَ الَّذِي لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ الحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ فَيَا فَوْزَ اْلمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَعْطَى عِبَادَهُ اْلأَسْمَاعَ وَاْلأَبْصَارَ وَاْلأَفْئِدَةَ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ، وَأَسْدَى عَلَيْهِمْ أَصْنَافَ النِّعَمِ وَسَيُحَاسَبُهُمْ عَلَيْهَا وَعَنْهَا يُسْأَلُوْنَ ، فَمَنِ اسْتَعَانَ بِهِا عَلَى طَاعَةِ اْلمُنْعِمِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ، وَمَنْ صَرَّفَهَا فِي مَعَاصِيْةٍ، فَأُوْلَئِكَ الَّذِيْنَ خَسِّرُوْا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلَهُمْ القِيَامَةَ ، أَلاَ ذَلِكَ هُوَ اْلخُسْرَانُ اْلمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الَّذِي إِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي خَتَمَتْ بِهِ اْلأَنْبِيَاءُ وَاْلمُرْسَلُوْنَ، وَبِهَدْيِهِ وَسِيْرَتِهِ يَهْتَدِي اْلمُهْتَدُوْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ فِي اْلأَقْوَالِ وَاْلأَفْعَالِ وَاْلحَرَكَةِ وَالسُّكُوْنِ. اَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَاللهِ اُوصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْفَازَاْلمُتَّقُوْنَ.

فَقَالَ تَعَالَى { إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا } اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ؛ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ؛ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ؛ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ؛ وَاهْدِهِمْ سُبُلَ السَّلاَمِ؛ وَأَخْرِجْهُمْ مِنْ الظُّلُمَاتِ إلَى النُّورِ؛ وَجَنِّبْهُمْ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ؛ وَبَارِكْ لَهُمْ فِي أَسْمَاعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ مَا أَبْقَيْتَهُمْ، وَاجْعَلْهُمْ شَاكِرِينَ لِنِعَمِك مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْك؛ قَابِلِيهَا وَأَتْمِمْهَا عَلَيْهِمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ أَرِنَا اْلحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا اْلبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، اللَّهُمَّ إناَّ نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا وَاسِعًا، وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتاَءِ ذِيْ اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاَءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهَ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "KESUKSESAN, UJIAN YANG MELALAIKAN"