Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

INSTITUSI KELUARGA PONDASI NEGARA

 

            azahri.com ~ Ungkapan bahwa keluarga itu pondasi atau pilar utama negara, bukan suatu yang mengada-ada. Korelasinya jelas, dari keluarga-keluarga  yang sakinah/bahagia akan terbentuk masyarakat yang marhamah dan dari masyarakat marhamah tercipta baldah toyibah, yakni negara yang adil makmur dan sejahtera dibawah ampunan Allah Swt.

            Korelasi antara ketiga pilar (keluarga, masyarakat dan negara) bisa terjadi secara button up maupun top down, dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Yang pasti ketiga pilar itu saling mempengaruhi. Gambaran singkat masing-masing pilar dan hubungan antara satu dengan lainnya secara simple tergamabar dibawah.

1. Keluarga Bahagia ( الاسرة السعيدة )

Istilah keluarga sakinah sangat popular di Indonesia, istilah lain keluarga sakinah adalah keluarga bahagia   ( الاسرة السعيدة ), yakni sebuah keluarga yang  tenang, terhormat, aman, sejahtera, penuh kasih sayang, mantap dan memberi pengaruh positip kepada lingkungan sekitar.

Sebelum membangaun masyarakat dan negara, maka yang harus dibangun dulu adalah institusi keluarga. Keniscayaan demikian dapat dilacak dalam sirah nabawiyah.  Sebelum mendapat tugas kenabian Rasulullah Saw diperjodohkan dengan Siti Khotijah dan terbukti Khotijahlah yang menyokong dakwa Rasul Saw. yang pertama kali.

Tatkala mulai berdakwah, maka yang diseru oleh Nabi Saw untuk mengikuti ajarannya adalah kelurga dekatnya. Firman Allah Swt dalam  Surat Asy-Syu’ara Ayat 214

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ

Artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,

Demikian pula, orang beriman diperintah untuk menjaga diri dan keluarganya dari maksiat atau dosa yang dapat menjerumuskan ke api neraka.   

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

 Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….. (QS At Tahriim [66]: 6)

     Ayat tersebut memberi peringatan kepada kepala keluarga, ayah/suami agar menjaga anggota keluarganya, terutama istri dan anak-anak perempuannya agar tidak terpengaruh kebiasaan buruk atau budaya luar yang destruktif. Karena wanita disebut tiang negara, Rasulullah SAW bersabda :

النساء عماد البلاد اذا صلحت صلح البلاد وإذا فسدت فسد البلاد

“Wanita adalah tiangnya negara. jika wanitanya baik, maka negara akan baik dan jika wanita buruk negara akan buruk”.

                 Itu semua dapat menjadi agumentasi tentang pentingnya institusi kelurga, baik di zaman dahulu maupun zaman modern saat ini. Di era digital yang tanpa batas, menjaga dan memelihara institusi keluarga menghadapi tantangan yang lebih berat. Tidak boleh kendor menjaga dan memelihari keluarga karena keluarga sebagai pilar utama mendoroang terwujudnya masyarakat yang marhamah, yakni masyarakat yang penuh kasih sayang dan kedamaian.

2.    Masyarakat Marhamah ( مجتمع الرحمة)

Masyarakat merupakan  kumpulan keluarga, bila keluarga-keluarga yang membentuk  masyarakat di suatau kawasan atau lingkungan itu keluarga berkualitas baik, yakni keluarga yang jauh dari broken marriage, kekerasan rumah tangga, perselingkuhan dll, maka masyarakat yang tercipta adalah    المجتمع المسلم يتميز بالمودة والرحمة (masyarakat Islam yang dipenuhi kasih sayang dan rahmat).

Individu-individu  muslim dari keluarga sakinah akan memberi warna masyarakatnya dimana mereka  bergaul. Hal demikian,  karena pesan utama Al Qur’an terhadap orang beriman agar selalu menebarkan kesabaran dan kasih-sayang. Surat Al-Balad Ayat 17:

ثُمَّ كَانَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْمَرْحَمَةِ

Artinya: Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Sejalan pula dengan misi Rasulullah Saw sebagaimana digambarkan pada surat Al Anbiya” ayat 107

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

    Aku tidak mengutusmu  (Muhamad saw.)  kecuali memberi rahmat bagi alam semesta.

Bila masyarakat atau komunitas/perkumpulan  telah dijiwai nilai-nilai saling berkasih saying, saling berbagi, saling menghormati dan bergotong royong, maka akan terbentuk sebuah Negara yang baik dan kuat.

3. Baldah thayibah (بلدة طيبة )

Negara yang indah dan penuh ampuna Allah Swt merupakan dambaan semua orang. Sejalan dengan potongan Surat As Saba ayat 15

بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

Profil negeri Saba yang indah, gemah ripah lohjinawi, toto tentrem karto raharjo  dan penuh ampunan Tuhan, bila ditelisik secara lebih dekat dihuni orang-orang baik. Pendek kata, pemimpinnya adalah seorang yang adil dan dekat dengan rakyat, sementara rakyatnya patuh dan pandai bersyukur.

               Ketika rakyat negeri Saba kemudian tidak lagi mampu memelihara niali-nilai kebajikan dan tidak pandai bersyukur atas nikaman Tuhan. Bahkan mereka ingkar pada nikmat Tuhan dan saling berbuat kerusakan dan kedholiman, maka negeri Saba kemudian hancur lebur.

Ada pendapat mengatakan bahwa pemimpin itu cermin dari rakyatnya, kalau rakyatnya baik, maka akan dapat pemimpin yang baik, jika rakyat kebanyakan tidak baik akan dipimpin orang yang tidak baik. Teori ini membenarkan bahwa institusi keluarga yang sakinah akan melahirkan rakyat dan pemimpin yang amanah.

Hanya Negara yang bisa memberi keadilan dan kesejahteraan kepada rakyatnya secara kolosal dan negara pula yang dapat menyengsarakan rakyatnya secara kolosal pula. Maka perbaiki keluarga, sejahterakan keluarga agar lahir masyarakat yang sejahtrera, dan pada giliranya terwujud negara yang sejahtera, adil dan makmur. Wallahu ‘alam bishawab.

                   

 

 

1 komentar untuk "INSTITUSI KELUARGA PONDASI NEGARA"