Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TIDAK BERMAZHAB SESAT

 


1.     Pengertian Madzhab

Sering kita dengar ungkapan orang Islam/Umat Islam yang tidak bermazhab itu sesat. Apakah benar demikian ? Untuk menjawab pertanyan seksi ini, tentu harus dikupas mengenai: pengertian mazhab, pendiri mazhab dan praktek ibadah terkait dengan klaim mazhab oleh pengikutnya.

Menurut Kamus Bahasa Arab yang termasyhur, yaitu Lisânul ‘Arab,   madzhab (     (مذهب berasal dari kata kerja: ذهب - يذهب - ذهابا    yang artinya pergi, berlalu, atau melewati. Pada kamus yang lain menyebutkan bahwa

 المذهب لغةيعني الطريقة والمسلك والرأي والوجهة. 

mazhab secara bahasa berarti metode, jalan , pendapat dan pandangan.

Al-Quran menyebut kata ذهب  yang artinya pergi dan hilang:  

اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى [النازعات: 17]

"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas!”

فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ  [هود: 74]

Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth.

Memang antara “pergi” dan “hilang” ada korelasi substansial. Sesuatu yang pergi jauh terkadang sampai tidak kelihatan sehingga sama maknanya dengan menghilang dari pandangan.

Kata ذهب  dapat diartikan pendapat dalam kajian makna mazhab, sebagaimana ungkapan:

 ذهب الشافعى إلى أن لمس الرجل المرأة تبطل الوضوء

artinya “Imam Syafi’i berpendapat bahwa laki-laki menyentuh perempuan membatalkan wudhu”.

Madzhab dapat berupa isim masdar mim sebagai kata dasar yang artinya pergi atau isim makan, kata benda yang menunjukan tempat pergi. Maksudnya tempat yang menjadi tujuan bepergian.

Mazhab dalam bentuk isim masdar yang bermakna  pendapat, pemikiran, aliran pemikiran digunakan secara luas dalam berbagai disiplin ilmu: mazhab fikih, mazhab politik, mazhab ekonomi, dan lain sebagainya. Juga dapat dipakai  menyebut aliran pemikiran berdasar tempat, generasi, dan tokoh pemikir. Seperti  mazhab Ahlul Madinah, mazhab Kufah, mazhab Hijaz, mazhab Shahabat, mazhab Salaf, dan mazhab Khalaf; mazhab Hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, mazhab Hambali dan sebagainya.

Adapun mazhab dalam pengertian istilah:

اصطلاحاًفي الفقهمجموعة الأحكام الفقهية التي يتبعها مجتهد ما، والتي يتبعها الناس بعده. 

Mazhab menurut istilah dalam fikih adalah kumpulan hukum fikih yang dihasilkan mujthid dan diikuti manusia setelahnya. Dalam pengertian lain Mazhab adalah suatu aliran pemikiran atau pandangan ulama dalam memahami dan menafsirkan hukum-hukum Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.

2.        Perbedaan Mazhab dengan Manhaj

Untuk mengetahui perbedaan mazhab dan manhaj tentu harus diketahui dengan jelas pengertian manhaj.

 

تعريف المنهج لغة واصطالحا: لغة: المنهج مصدر مشتق من الفعل نهج بمعنى: طرق أو سلك أو اتبع، والمنهاج تعني : الطريق الواضح . إصطالحا: طريقة يصل بها إنسان إلى حقيقة أو معرفة

Pengertian manhaj secara bahasa dan istilah. Secara bahasa berasal dari kata نهج jalan,  menapaki atau mengikuti. Manhaj artinya jalan yang terang. Pengertian istilah adalah jalan atau media yang menyampaikan manusia mencapai kebenaran atau ilmu pengetahuan.

Dari definisi di atas, manhaj dan mazhab berbeda meskipun keduanya saling berhubungan. Manhaj adalah jalan atau pedoman hidup yang jelas dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan mazhab adalah pilihan cara pelaksanaan ajaran Nabi berdasarkan dalil-dalil syar'i, yang lahir dari keragaman dalam manhaj. Manhaj adalah sumber ajarannya, sementara mazhab adalah bentuk pilihan atau cara pengamalan dari ajaran tersebut.

Menurut Ustaz Adi Hidayat bahwa manhaj akan selalu memberikan beberapa pilihan untuk mempraktekkan ajaran Islam. Sedangkan mazhab ialah ketika seorang muslim memilih salah satu pendapat di antara pilihan pandangan yang telah tersedia.

“Mazhab itu tidak mungkin keluar dari manhaj. Jadi, mazhab itu definisinya bukan kelompok. Mazhab itu adalah singkatan dari ما ذهب اليه  atau apa yang dicenderungi untuk diambil. Karena jika kita lihat sejarahnya, Rasulullah di semasa hidupnya telah mengajarkan semua hal terkait Islam,” terang Ustaz Adi.

Produk mazhab itu hasil ijtihad dan istimbath para imam mujtahid atau para pakar fikih sesuai dengan zamanya masing-masing. Ijtihad adalah upaya menyeluruh untuk menentukan hukum bagi masalah yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an atau hadis, sementara istimbath adalah metode spesifik untuk menggali hukum dari sumber-sumber tersebut. Istimbath lebih sempit ruang lingkupnya, berfokus pada cara mengeluarkan hukum dari dalil, sedangkan ijtihad adalah proses pemikiran yang lebih luas untuk mencapai kesimpulan hukum. 

Ada empat mazhab yang paling ke sohor, yakni:

a.  Mazhab HanafiDidirikan oleh Imam Abu Hanifah, dikenal dengan penekanan pada qiyas (analogi) dan ijtihad.

b.     Mazhab Maliki: Didirikan oleh Imam Malik,
sangat menghargai tradisi dan hadis dari penduduk Madinah.

c.      Mazhab Syafi'i: Didirikan oleh Imam Al-Syafi'i, diikuti oleh mayoritas umat Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, yang mengikuti al-Qur'an, hadis, dan ijma' (konsensus) secara ketat.

d.      Mazhab Hambali: Didirikan oleh Imam Ahmad ibn Hanbal, dengan pendekatan yang sangat konservatif dan mengutamakan hadis sebagai sumber hukum utama. 

 3.    Tidak Bermazhab Sesat

Mazhab itu hasil ijtihad dan istimbath para ulama sesui dengan zamannya masing-masing. Jadi   mazhab itu hasil karya manusia yang kebenaranya bersifat nisbi, bisa salah bisa benar. Karena kebenarannya tidak mutlak seperti syariat, maka tidak wajib diikuti, boleh diikuti boleh tidak.

Bermazhab itu ada dua pengertian, pertama mengikuti metodologi yang digunakan oleh imam mazhab dan yang kedua, mengikuti atau mengambil hasil ijtihad para imam mazhab.

Pada zaman sekarang ini sulit mengikuti ketentuan hukum Islam hanya berpegang pada satu mazhab terutama dalam hal masalah muamalah duniawiah. Misalnya, dalam hal jual beli, sulit kiranya mengikuti mazhab Syafii, dimana setiap akad jual beli harus ada ijab kabul, ijab dari pembeli kabul dari penjual, terutama pada akad jual beli online.

Tidak memilih salah satu mazhab dalam semua urusan, atau memelih mazhab yang berbeda dalam urusan yang berbeda untuk menghindari talfiq juga tidak masalah. Bahkan mengikuti beberapa mazhab dalam satu urusan, misalnya shalat. Baca basmalah dalam shalat jahr dengan dijaherkan mengikuti Mazhab Syafii, lafaz doa iftitah mengikuti Mazhab Hambali juga dibolehkan karena larangan talfiq juga bukan dari nash Al Qur’an dan Sunah.

Tidak memilih salah satu mazhab itu juga pilihan.  Bahkan tidak mengikuti hasil ijtihad 4 mazhab tersebut di atas  juga tidak dilarang asal memiliki dalil dari nash yang shoheh, bahkan qot’i. Misalnya tentang  jumlah rakaat tarawih menurut empat mazhab: Mazhab Hanafi: 20 rakaat, ditambah 3 rakaat witir. Mazhab Maliki: Pendapat yang umum: 36 rakaat, ditambah 3 rakaat witir, total 39 rakaat. Pendapat lain: 20 rakaat tanpa witir. Mazhab Syafi'i: 20 rakaat, ditambah 3 rakaat witir. Mazhab Hanbali: 20 rakaat, ditambah 3 rakaat witir. 

Dalam hal jumlah rakaat taraweh,  Muhammadiyah dalam hal ini tidak mengikuti 4 mazhab, namun menetapkan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, yang terdiri dari 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Jumlah ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha. Aisyah RA yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan qiyamullail di bulan Ramadan sebanyak 11 rakaat, yaitu 4 rakaat salam, 4 rakaat salam, dan 3 rakaat witir.

وَعَنْهَا ، قَالَتْ : مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَزِيْدُ – فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ – عَلَى إحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً : يُصَلِّي أرْبَعاً فَلاَ تَسْألْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي أرْبَعاً فَلاَ تَسْألْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاثاً. فَقُلتُ: يَا رسولَ اللهِ ، أتَنَامُ قَبْلَ أنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: (( يَا عَائِشَة، إنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Artinya: Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah (baik dalam bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan Lainnya) dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, maka janganlah engkau tanyakan tentang bagus dan panjangnya rakaat tersebut. Kemudian beliau shalat empat rakaat, maka janganlah engkau tanyakan bagusnya dan panjangnya rakaat tersebut. Lalu beliau shalat tiga rakaat. Maka aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum engkau melakukan witir?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, sesungguhnya mataku tidur tetapi hatiku tidak.’” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 1147 dan Muslim, no. 738)

Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua formasi utama: 4-4-3 (empat rakaat sekali salam tanpa tasyahud awal, empat rakaat lagi, kemudian witir tiga rakaat tanpa tasyahud awal) atau 2-2-2-2-3 (dua rakaat empat kali, ditambah witir satu rakaat tanpa tasyahud awal). 

Disamping berdasarkan hadis Aisyah tersebut di atas juga berdasar penetapan Umar bin Khattab yang melaksanakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, dengan Ubay bin Ka'ab sebagai imamnya. Dan Arab Saudi telah mempraktekkan shalat tarawih 11 rakaat di Masjidil Haram.

Kalau tidak bermazhab itu sesat bagaimana dengan para shahabat dan umat Islam sebelum lahirnya mazhab, apa mereka sesat?  Juga pemerintah Arab Saudi yang melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat serta pembangunan Mina Jadid dan banyak urusan lainnya.

Wal hasil, karena mazhab itu pilihan dari hasil ijtihad para imam mazhab, maka  diikuti boleh tidak diikuti juga boleh. Jadi tidak ada dasar syar’i mengharuskan memilih mazhab dan tidak pula dapat dikatakan sesat orang atau kelompok orang yang tidak mengikuti mazhab. Jadi sangat sembrono dan arogan yang menetapan hukum tidak bermazhab itu sesat. Wallahu a’lam bi shawab.

 


Posting Komentar untuk "TIDAK BERMAZHAB SESAT"