MENGUKUR KEBERHASILAN IBADAH RAMADHAN
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَان سَيِّدَ الشُّهُوْرِ وَفَرَضَ صِيَامَهُ وَضَاعَفَ لِصَآئِمِهِ اْلأجُوْر. اَشْهَدُ اَنْ لا اِلَهَ اِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْغَفَّارُ الْغَفُوْرُ, وَاَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْحَبِيْبُ الْمَنْصُوْرُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَتَابِعِيْهِمْ ذَوِى الْهِدَايَةِ وَالْعِنَايَةِ مِنَ الله الْعِزِيْزِ الشَّكُوْرِ. اَمَّا بَعْدُ:
Allah Swt. menciptakan manusia sebagai mahluk paling sempurna dibanding makhluk lain di alam syahadah ini. Disamping bentuk fisik yang indah dan serasi, Allah Swt. menganugerahkan tiga hal kepada manusia yang tidak diberikan kepada mahluk lain, yaitu otak, hati dan nafsu. Otak berfungsi sebagai olah pikir, hati berfungsi olah rasa dan nafsu mendorong pada keduanya. Nafsu jahat mendorong tindakan negatif, dan nafsu yang mendapat rahmat bimbingan Allh Swt mendorong kepada perbuatan baik.
Manusia yang telah kehilangan daya pikir dan daya rasa (rohaniahnya) dan yang tersisa hanya nafsunya, meskipun secara fisik kelihatan segar bugar, sesungguhnya ia telah kehilangan jati diri sebagai manusia. Tak ubahnya seperti hewan, hidupnya hanya untuk makan minum, berkumpul dengan pasangannya dan seterusnya.
Allah swt sangat menghargai manusia yang aktif menggunakan akal/daya pikirnya, merenungkan kebesaran Allah swt melalui ayat-ayat-Nya, baik yang tersurat maupun yang tercipta/mahluk. Banyak ilmu yang didapat manusia melalui belajar dari ayat-ayat Allah yang qouliah (al Quran dan as Sunah) berupa ilmu-ilmu diniah/syar’i, maupun belajar dari ayat Allah yang kauniah (alam semesta) berupa iptek/umum.
Jangankan kepada manusia yang berilmu, kepada hewan yang punya sedikit ketrampilanpun Allah juga memberi penghargaan. Binatang pemburu yg terlatih (anjing, harimau, burung elang dsb.) menerkam binatang buruan sampai mati, binatang buruan tsb halal dimakan tanpa disembelih, jika pemburu muslim dan ketika melepas mengucapkan basmalah dan terkaman itu untuk tuanya, bukan untuk dirinya sendiri. Sementara pemburu yang tidak terlatih atau bukan hewan pemburu, hasil tangkapannya yang telah mati haram dimakan (Vide: al Maidah ayat 4 dan hadits riwayat Muslim).
وَمَا عَلَّمۡتُم مِّنَ ٱلۡجَوَارِحِ مُكَلِّبِینَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ ٱللَّهُۖ فَكُلُوا۟ مِمَّاۤ أَمۡسَكۡنَ عَلَیۡكُمۡ وَٱذۡكُرُوا۟ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَیۡهِۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِیعُ ٱلۡحِسَابِ - الماٸدة: ٤
“…… kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya".
Penghargaan terhadap manusia karena ilmunya, ilmu apa saja, sudah menjadi kelaziman. Penghargaan secara materi akan berbeda antara kuli pengambil batu kali dan dokter spesialis pengambil batu ginjal. Boleh jadi yang pertama dapat Rp. 30.000,00 satu truck dan yang kedua Rp. 30.000.000,00 hanya untuk beberapa gram.
Apabila manusia yang berilmu (optimalisasi oleh pikir) itu sekaligus beriman (optimalisasi olah rasa), maka ia akan mendapat penghargaan yang tinggi di dunia maupun di akhirat. Di dunia dihormati dan dihargai ilmunya dan di akhirat mendapat tempat yang mulia karena imannya. Firman Allah swt:
يَرْفَعِ اللهالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَالله بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ المجادلة : 11
“...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan di antaramu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Fasilitas Ramadhan disediakan oleh Allah swt bagi kaum beriman untuk mengoptimalisasi olah rasa batiniah dan meminimalisir nafsu jasmaniah. Nafsu perut dan di bawah perut dikendalikan dengan berlapar-lapar di siang hari, sementara bantiniah/rohaniah diasah melalui dzikir, shalat malam, membaca al Quran, bersedekah dan lainya. Semua itu perlu dihayati dirasai bukan untuk dipikirkan. Kalau dipikir bisa jadi kafir. Allah swt itu tidak adil, waktu kerja butuh tenaga/energi tidak boleh makan dan minum, sementara waktu tidur disuruh makan dan banyak dzikir, padahal masih dalam keadaan terkantuk-kantuk. Bila hanya sekedar dinalar tidak nyambung. Memang agama tidak selalu rasional, tapi ada wilayah taabudi bukan taaquli. Yang keluar angin pintu belakang, kok yang disuruh basuh bagian depan.
Dengan program Ramadhan diharapkan rasa batiniah semakin tajam sehingga kita menjadi orang yang bisa merasa, bukan merasa bisa. Bisa merasa penderitaan orang lain, kekurangan pihak lain sehingga tumbuh empati dan solidaritas kepada orang lain. Bila merasa bisa akan cendrung meremehkan orang lain dan takabur.
Pesan-pesan Ramadhan mengajarkan kepada kaum muslim agar memperbaiki hati, membersihkan hati dari rasa dengki, iri hati, ujub, sombong, kikir, egois dan sebagainya dengan harapan selepas Ramadhan hati seorang muslim menjadi hati yang damai dan sehat. Berlapang dada, senang jika teman atau koleganya menerima nikmat, rendah hati, pemurah, lapang dada dst. Jika hati sudah sehat dan damai, maka semua aktifitas fisik dan otak akan menghadirkan amal shaleh di berbagai lini kehidupan. Sabda Nabi Saw.
الاوإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“ Ketahuilah bahwa di dalam jasad (manusia) ada segumpal darah. Jika segumpal darah itu baik, maka baiklah semua jasad dan jika jelek maka jeleknya semua jasad, ketahuilah segumpal darah itu adalah hati”.
Bila rasa batiniah diasah selama Ramadhan digabung dengan olah pikir yang update dan upgrade sebelas bulan di luar Ramadhan, maka yang hadir adalah manusia kamil yang dalam bahasa al Qur’an disebut muttaqun. Dan itulah ultime goal (tujuan akhir program Ramadhan. Dan insan kamil itu memiliki karakter atau perilaku sebagaimana digambarkan oleh Ali bin Abi Thalib:
التقوى هي الخوف من الجليل ، والعمل بالتنزيل ، والقناعة بالقليل ، والإستعداد ليوم الرحيل
“ Khawatir murka Allah swt, mengamalkan al Quran, menerima pembagian dan mempersiapkan diri untuk hari perjalanan ke alam barzah”. Wujud perilakunya antara lain tergambar pada Surat Ali 'Imran 134:
ٱلَّذِینَ یُنفِقُونَ فِی ٱلسَّرَّاۤءِ وَٱلضَّرَّاۤءِ وَٱلۡكَـٰظِمِینَ ٱلۡغَیۡظَ وَٱلۡعَافِینَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ یُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِینَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Takwa itu ada dalam hati sebagaimana sabda Nabi Saw:
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ...التقوى ههنا ويشير إلى صدره ثلاث مرات... صحيح مسلم - (4 / 1986(
“ Dari Abi Hurairah, bahwa Nabi Saw bersabda: …Takwa itu ada disini sambil menunjuk dalam dada tiga kali. Yang nampak dari takwa adalah perilaku dari pemiliknya/ ‘penampakannya’, baik prilaku dalam hubunganya dengan Allah, dengan keluarga, maupun dalam hubunganya sesama manusia.
Indikator ibadah Ramadhan berhasil jika hati kita telah damai dan bersih, teraplikasi: tidak mudah marah, , tidak lagi gambang iri, tidak sombong, egois dan sejenisnya dan yang muncul adalah suka memaafkan, gampang berbagi, ringan mengerjakan ibadah dan amal shaleh lainnya.
Jaminan hati yang damai dan bersih: selalu dapat jalan keluar dari problem hidup, mendapat rezki yang tak terduga, semua urusannya jadi mudah, dosa diampuni dan dapat keberkahan hidup dunia-akhirat serta akan memperoleh husnul khotimah:
مَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ [الطلاق : 2 ، 3 [
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”.
ومَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا [الطلاق : 4 [
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”.
وَمَنْ يَتَّقِ الله يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا [الطلاق : 5[
“…dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya. “
إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبࣲ سَلِیم ]الشعراء:89[
“ Kecuali orang yang datang menghadap Allah Swt. dengan hati yang damai/bersih”. Datang menghadap Allah Swt dengan hati damai, maksudnya adalah husnul khotimah. Wallahu ‘alam bi shawab.
Posting Komentar untuk "MENGUKUR KEBERHASILAN IBADAH RAMADHAN"