MELIHAT MAMLAKAH SAUDI DARI DEKAT
azahri.com ~ Sering orang mengukur kemajuan peradaban suatu bangsa/negara dengan melihat tampilan lahiriah atau wujud fisik yang kasat mata. Gedung-gedung yang menjulang tinggi, kendaraan mewah, jalan-jalan mulus dan indah, gaya dan cara berpakaian, menu makanan, selera berkesenian dan sebagainya, pendek kata, yang serba mempesona dan memanjakan nafsu itulah standar kemajuan dan kejayaan suatu bangsa.
Dari sudut pandang
ini, maka Barat kemudiaan menjadi negara yang dianggap paling maju
peradabannya. Lalu untuk bisa maju tirulah Barat dalam berbagai bentuk
fisiknya, termasuk cara berpakaian, bergaul, bahkan cara beragama.
Peradaban memang erat kaitannya dengan pencapaian segala hal yang terlihat mata telanjang, namun banyak yang lupa bahwa kokohnya suatu peradaban adalah karena adanya komitmen terhadap moralitas yang bersumber dari nilai-nilai luhur suatu bangsa.
Peradaban memang erat kaitannya dengan pencapaian segala hal yang terlihat mata telanjang, namun banyak yang lupa bahwa kokohnya suatu peradaban adalah karena adanya komitmen terhadap moralitas yang bersumber dari nilai-nilai luhur suatu bangsa.
Sejarah telah membuktikan
bahwa bangsa-bangsa yang besar dan mencapai puncak kejayaan
peradabannya adalah karena para elite bangsa dan rakyatnya konsisten
menjunjung nilai-nilai luhur (baca akhlakul karimah).
Dan bila bangsa
tersebut telah mengabaikan nilai-nilai moralitas, maka kejayaan akan
sirna dan hilang ditelan zaman. Tidak berlebihan kiranya jika seorang
penulis bernama Ahmad Syauqi (أحمد شوقي ) menyatakan:
وَإِنَّمَا اْلأُمَمُ اْلأَخْلاَقُ ماَ بَقِيَتْ ... فَإِنْ هُمُ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُم ذَهَبُوْا..
Sesungguhnya keberadaan suatu bangsa ditentukan ahlaknya, jika ahlaknya
/kepribadianya hilang, lenyaplah keberadaan bangsa tersebut”.Arab Saudi atau Saudi Arabia sebagai sebuah nation state (negara bangsa) bila diamati dari dekat telah mendekati persyaratan untuk disebut negara yang berperadaban maju. Dari tampilan fisik bidang arsitektur, konstruksi bangunan dan penataan infra struktur di ibu kota Riyadh telah menunjukkan kelasnya untuk disejajarkan dengan negara-negara maju.
Beberapa mall berdiri megah, bersih dan rapi, sebut saja Tala
Mall, Buruj Al Malik, Jarir Boookstore.dll. Perkantoran tertata dengan
apik: kantor Mufti, Mahkamah Istina’fiah dan beberapa kementerian.
Kalau
lihat rakyat Saudi yang makmur tentu sistem ekonomi telah berjalan
dengan mantap, baik sektor riil maupun kekuangan. Saudi telah berhasil
mengelola sumber utama pemasukan negara dari sektor migas dan visa
masuk haji dan umrah dengan manajemen modern, sehingga mengantarkan
Saudi menjadi negara kaya.
Di bidang industri Saudi sudah lama bangkit,
misalnya telah menetapkan wilayah Jubail pusat indusri perminyakan,
Hail sebagai kota industri manufaktur dan Yanbu sebagai pusat pertanian
modern.
Tolak ukur kedua yang sejatinya menentukan maju tidaknya peradaban suatu bangsa, yaitu komitmennya pada moralitas. Setelah kita melihat dari dekat sistem nilai dan sistem hukum Saudi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mengakui bahwa Mamlakah ini konsis menjujung tinggi ajaran yang dibawa manusia agung Rasulullah Muhamad saw.
Lambang negara dua kalimah syahadat, kontitusinya al Qur’an
dan as Sunnah, hukum terapannya mengambil pendapat para fukaha dan
kanun yang dibuat majlis syura dan dikeluarkan berdasarkan dekrit raja.
Salah satu bukti Saudi komit terhadap nilai luhur yang di bawa
Rasulullah saw adalah masjid berada di semua tempat, termasuk di mall.
Masjid dikelola dengan serius, ada pusat halaqah, menghafal al Qur’an
untuk anak-anak. Setiap waktu shalat masuk komunitas yang ada di tempat
itu kompak berjamaah dan toko ditutup, mulai pedagang, pengunjung mall,
kuli, polisi dsb.
Fakta berikutnya, Saudi membangun dan mengembangkan
universitas bertaraf internasional sebagai basis pembangunan sumber daya
manusia unggul, baik fisik maupun mental spiritual. Sebut saja:
Universitas Umul Qurra di Makah, Universitas Islam Madinah, Universitas
Imam Muhamad di Riyadh dan Hail University.
Dari penggambaran yang singkat dan terbatas tersebut, menjadi tidak relevan lagi manakala kita masih mempersoalkan dengan nada sumbang bahwa Mamlakah Saudi dibangun dan dipimpin oleh mereka yang bukan berasal dari darah biru, keberhasilan mereka mempersatukan mamlakah ini di bawah King Abdul Aziz di bantu Inggris.
Dan yang jauh dari fakta yang dituduhkan orang selama
ini bahwa Saudi adalah negara Wahabi. Tidak satupun pernyataan tertulis
ataupun lisan dari tokoh negeri ini atau para dosen yang mengajar kita
di daurah ini yang mengklaim diri sebagai Wahabi. Para dosen, juga para
imam sering menyatakan bahwa Mamlakah ini menegakkan dan menjunjung
tinggi dinul Islam bersumber al Qur’an dan as Sunnah berdasar faham
salafus sholeh.
Semoga purbasangka terhadap sesama Muslim semakin sirna seiring jalinan persaudaraan yang semakin akrab. Mudah-mudahan Mamlakah Saudi dibawah kepemimpinan Raja Salman bin Abdul Aziz bisa lebih percaya diri dan tegas terhadap Barat dan semua yang merugikan islam.
Harapan kita, semoga kerjasama Mamlakah Saudi dengan Rebuplik
Indonesia semakin erat dan saling menguatkan serta kedua negara Muslim
tersebut menjadi negara yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur.
Posting Komentar untuk "MELIHAT MAMLAKAH SAUDI DARI DEKAT"