EMPAT HAL UTAMA MEYERTAI KEHADIRAN RASULLAH MUHAMMAD SAW
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ
مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بالمؤمنين رَءُوفٌ َحِيمٌ
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang
rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mu'min. (At Ataubah 128)
Semua tafsir, baik yang
klasik masupun modern yang dimaksud rasul pada ayat ini adalah Rasullah Saw
yang sosok kehadirannya dan karakternya digambar dalam empat hal berikut ini:
1.
لَقَدْ
جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ (Sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang rasul dari jenismu).
Bahwa
Rasul Muhammad saw. diutus oleh Allah SWT kepada bangsa Arab dari jenis mereka,
maksudnya dari kaum mereka, bangsa mereka dan dengan bahasa mereka. Dimana
sejak semula beliau lahir, tumbuh dan berkembang bersama mereka. Bukan orang
luar yang dikirim dan tidak dikenal oleh umatnya. Tidak pula “Satria Piningit”
sebagaimana keyakinan sebagian orang Jawa, yaitu orang yang mengasingkan diri
dari komunitasnya (tapabrata), tiba-tiba turum gunung dan jadi raja.
Benar-benar putra asli/daerah yang dikenal nasabnya, karakternya, visi dan
misinya oleh umat.
Bahkan
sebelum beliau diangkat menjadi rasul mendapat gelar Al Amin (Yang Terpercaya) dari
kaumnya/bangsanya disebabkan beliau mampu menyelesaikan konflik suku Quraisy perihal
siapa yang paling berhak mengembalikan Hajar Aswad pada dinding Ka’bah setelah
Ka’bah direnovasi. Atas kepiawaian beliu menggunakan kain lebar yang diangkat
rame-rame oleh para kepala suku setelah Hajar Aswad diletakan oleh beliau di
atas kain lebar itu dan diambil kemabali saat mendekati titik pemasangan. Suku
Qurasy terhindar dari konflik karena percaya pada Nabi Muhammad SAW.
Kehadiran
beliau telah dikabarkan oleh Allah Swt
kepada Nabi Isa As. sebagaimana diungkap
dalam surat Shaf ayat 7 dan menjadi harapan/doa Nabi Ibrahim As:
﴿رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا
مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾
Ya
Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. [Baqarah:
129]
Pelajaran penting pada bagian ayat ini, bila kita
mengangkat pemimpin atau memilih presiden , gubernur, bupati harus jelas nasab/asal
usul, latar belakang pendidikan dan track recordnya sehingga tidak salah pilih,
Manakala kita memilih pemimipin yang nasabnya tidak jelas, latar belakangnya kabur,
tidak diperiksa ijazahnya dengan teliti, karakternya belum teruji dan pandai
melakukan pencitraan yang mempesona, maka sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara, yakni karakter dan peradaban
bangsa menjadi luruh bahkan rusak.
2. عَزِيزٌ
عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ Sangat
berat olehnya penderitaanmu, kesengsaraanmu.
Rasul selalu berusaha agar beban yang membelit umatnya
diringankan oleh Allah. Kewajiban shalat semula 50 kali diringankan menjadi 5
kali sehari semalam. Balasan dosa dan kesalahan ditangguhkan sampai hari
kiamat. Diberi bonuss-bonus dalam beribadah: Lailatul qodar, shalat dhuha yang
pahalanya besar, wirid dan doa yang memberatkan timbangan amal kebajikan dsb. Masih
pula dijanjikan syafaat beliau di akhirat kelak. Hal demikian karena rasul
menyadari akan kelemahan umatnya, baik fisik maupun psychis.
Berbeda dengan Nabi Nuh As. dan umatnya yang umurnya kurang
lebih 1000 tahun dan secara fisik lebih
kekar dan berotot daripada kita, sebagaimana firman Allah Swt.:
﴿وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ
قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ
الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ﴾
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara
mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir
besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.(Q.S Al Ankabut: 14).
Sementara
umat Nabi Muhamad SAW berumur sekitar 60
sampai 70 tahun. Sabda beliau عُمُرُ أُمَّتِى مِنْ
سِتِّينَ سَنَةً إِلَى سَبْعِينَ سَنَة. Manusia akhir zaman baru usia 40 tahun
sudah banyak penyakit, mana mungkin bisa hidup 1000 tahun.
Poinnya,
kita wajib bersyukur ditakdirkan menjadi umat Rasulullah SAW yang sangat peduli dan prihatin terhadap beban umatnya.
Bentuk syukur yang utama adalah menjalankan perintahnya dan menjahui
larangannya serta menjafikan beliau sebagai uswah dan qudwah.
3. حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ Sangat menginkan umatnya
selamat dan sejahtera dunia akhirat.
Rasul
berharap
umatnya berjalan di jalan yang benar dan jauh dari kesesatan, yang terlanjur
salah segera bertobat. Karena manusia suka lalai dan lupa maka dakwah amar makruf nahi mungkar sangat
dianjurkan, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran antar sesama terus
digaungkan sehingga umat senantiasa berada di jalan yang benar dan dapat
menggapai husnul khotimah, bahagia dunia
akhirat,
Beliau
bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:كُلُّ أُمَّتِي
يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ
يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ
أَبَى.
Seluruh umatku akan masuk surga, kecuali
mereka yang menolak. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapa yang akan
menolak?" Beliau bersabda, "Barangsiapa yang menaatiku akan masuk
surga, dan barangsiapa yang tidak menaatiku berarti ia telah menola),HR. Al Bukhori)
Jangan
sampai kita termasuk umat Rasulullah yang dungu, disebut dungu karena enggan
masuk surga yang penuh kenikmatan padahal telah diberi kemudahan dengan
berbagai fasilitas dibanding umat terdahulu.
4.
بالمؤمنين
رَءُوفٌ َحِيمٌ Belas kasih terhadap
orang yang beriman.
Lembut dan sayang kepada para sahabatnya, suka bersedakah
kepada yang tidak mampu, menyantuni anak yatim dan fakir-miskin. Bertutur kata
lembut dan santun kepada para istri, meskipun terkadang mereka berlaku kasar
kepada beliau dst.
Lantaran
akhlak beliau yang agung, banyak mereka yang semula keras dan kasar kepada
beliau berbalik simpati dan menjadi pendukung setia dakwah Rasulullah Saw. , seperti
Umar bin Khotob, Kholid bin Walid dsb. Hal mana sesui firman Allah SWT:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا
غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ
Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi
Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap
keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu….(Ali
Imran 158)
Umat
Islam wajib meneladani akhlak beliau dalam pergaulan sesama muslim, terutama
para tokoh, para ulama. Jangan sampai karena berbeda mazhab, berbeda organisasi
bahkan berbeda kepentingan saling mengkritik, saling mengolok-olok dalam forum
terbuka untuk umum sehingga umat di bawah bingung dan krisis kepercayaan kepada
ulama atau tokoh agama.
Contoh
konyol: sesama ulama saling menjelakkan antara yang pro Habib Ba’lawi dan anti Habib,
Antara ulama struktual di PB NU dengan ulama kultural atau mantan pengurus yang
tidak terpilih atau yang dipecat, ini keadaan yang memalukan dan memilukan.
Walahu “alam bi shawab.
Posting Komentar untuk "EMPAT HAL UTAMA MEYERTAI KEHADIRAN RASULLAH MUHAMMAD SAW "